PT Surya Esa Perkasa Tbk (ESSA) terus mengawal bisnis dalam penjualan elpiji dan amonia.

Direktur Utama ESSA, Garibaldi Thohir menyampaikan tahun ini ESSA masih fokus untuk menjalankan bisnis penjualan elpiji dan amonia.

“Kita akan pastikan dulu segala sesuatunya berjalan dengan baik,” ujarnya melalui siaran persnya di Jakarta, Jumat (24/5).

Mulai Juli tahun lalu ESSA memproduksi dan menjual amonia, melalui PT Panca Amara Utama mereka mengoperasikan pabrik amonia di di Luwuk, Sulawesi Tengah. Dalam catatan Kontan sebelumnya, mereka mengucurkan dana sebesar US$ 800 juta untuk membangun pabrik tersebut.

Sekarang ini utilitasi pabrik amonia tersebut sudah 16% melebihi dari kapasitas produksi yaitu sebesar 700.000 metrik ton. Sehingga mereka memasang target produksi lebih dari 700.000 metrik ton amonia.

Dalam catatan Kontan, ESSA menjual amonia ke Jepang dan Korea, adapun rencana penambahan market baru seperti Taiwan dan China, dalam penjualan amonia ESSA sudah menandatangani perjanjian offtake ammonia sampai 2027.

Hingga kuartal pertama 2019, sambungnya, mereka sudah memproduksi sebanyak 200.000 metrik ton amonia. Lantaran utilisasi sudah mencapai 116%, kini ESSA juga sedang menjajaki adanya potensi untuk memabangun pabrik baru.

Hanya saja, mereka masih irit bicara mengenai rencana pembangunan pabrik anyar tersebut, yang jelas untuk membangun pabrik baru itu ESSA memerlukan waktu yang cukup lama.

“Kemungkinan itu terus kita jajaki baik itu untuk ekspansi elpiji ataupun amonia,” imbuhnya.

Selain berkecimpung dalam bisnis penjualan amonia, mereka juga memiliki pabrik LPG berkapasitas 66.000 mt per tahun. Utilisasi pabrik elpini mereka juga sudah 18% melebih kapasitas terpasang. ESSA sudah memproduksi 18.000 mt sampai kuartal pertama tahun ini.

Pada tahun lalu mereka membidik volume produksi sebesar 76,384 ton LPG, produksi tahun ini juga diproyeksikan tak berbeda jauh dengan tahun 2018.

Ia menambahkan, belanja modal atau capital expenditure (capex) yang dianggarkan untuk tahun ini sebesar USD5 juta, salah satunya digunakan untuk pemeliharaan mesin. Sumber dana berasal dari internal perusahaan. Dalam RUPST, ESSA menyetujui untuk tidak membagikan dividen tahun buku 2018.

Pendapatan mereka sepanjang tahun lalu sebesar US$ 148,04 juta dengan laba bersi USD 41,41 juta. Pada tahun ini mereka berharap pendapatan lebih tinggi seiring dengan adanya penjualan amonia. Sayangnya, ia tak dapat menyebut besaran target pendapatan tahun ini.

Artikel ini ditulis oleh:

Zaenal Arifin