Layar monitor menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (26/7). Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengeluarkan peraturan nomor 19/POJK.04/2015 tentang penertiban dan persyaratan reksa dana syariah dimana salah satu isi peraturan tersebut adalah dengan diperbolehkannya produk reksa dana syariah berbasis efek syariah luar negeri untuk berinvestasi penuh pada pasar modal di luar negeri. ANTARA FOTO/Reno Esnir/foc/16.

Jakarta, Aktual.com – BUMN konstruksi, PT PP (Persero) Tbk akan melakukan peningkatan modal disetor melalui mekanisme penawaran umum terbatas I (PUT I) dengan penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau “rights issue” senilai Rp4,41 triliun.

“Dalam aksi korporasi itu, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya 1.776.311.645 saham biasa atas nama seri B dengan nilai nominal Rp100 per saham,” kata Direktur Utama PT PP Tumiyana dalam siaran pers di Jakarta, Selasa (23/8).

Lebih lanjut dipaparkan bahwa dana yang diperoleh dari hasil aksi korporasi sebesar Rp4,41 triliun itu akan digunakan untuk meningkatkan modal kerja perseroan dan mempercepat program Infrastruktur nasional, antara lain pengembangan kawasan industri, kawasan pelabuhan dan pembangunan pelabuhan, pembangunan jalan tol, pembangkit listrik, pembangunan apartemen dan hunian untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR).

Ia menambahkan bahwa penambahan modal itu akan berasal dari pemerintah melalui Penyertaan Modal Negara (PMN) 2016 senilai Rp2,25 triliun dan dana publik melalui mekanisme “rights issue” sebesar Rp2,16 triliun.

“Setelah pelaksanaan PUT I, kepemilikan saham pemerintah tetap sebesar 51 persen dengan porsi publik tetap sebesar 49 persen,” katanya.

Dalam aksi korporasi itu, perseroan menggandeng Danareksa, Mandiri Sekuritas dan Bahana Sekuritas sebagai “joint standby buyer” dimana Danareksa Sekuritas sebagai “joint lead” atas transaksi “rights issue” itu.

Ia mengemukakan bahwa aksi korporasi itu telah mendapatkan persetujuan dalam rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) tahun 2016. Dalam RUPSLB itu juga disetujui perubahan Anggaran Dasar Perseroan dan Perubahan Susunan Pengurus Perseroan.

Terkait kinerja keuangan, Tumiyana mengatakan bahwa pada kinerja triwulan II 2016 ini, perseroan membukukan pendapatan usaha naik menjadi Rp6,47 triliun atau 24 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya Rp5,22 triliun.

Perolehan pendapatan itu, lanjut dia, berpengaruh positip pada kenaikan laba bersih menjadi Rp410 miliar atau naik 95,24 persen dibandingkan triwulan II pada 2015 lalu Rp210 miliar.

“Keberhasilan Perseroan meningkatkan kinerjanya disebabkan berjalannya program transformasi bisnis dengan baik dan didukung oleh semua lini bisnis, yaitu konstruksi, properti, EPC, investasi, pracetak dan peralatan,” paparnya.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Eka