Jakarta, Aktual.com – Manajemen PT PP (Persero) Tbk melalui Project Manager Purwokerto Tunnel Eko Septiyanto meminta maaf kepada wartawan atas insiden di lokasi proyek pembangunan terowongan jalur rel ganda, Notog, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah.
“Saya secara pribadi dan atas nama PT PP (Persero) Tbk meminta maaf atas kejadian tersebut,” kata PM Purwokerto Tunnel Eko Septiyanto di Purwokerto, Kabupaten Banyumas, Rabu (17/1).
Ia mengharapkan insiden yang terjadi saat kunjungan kerja Menteri Ketenagakerjaan Muhammad Hanif Dhakiri di lokasi proyek pembangunan terowongan jalur rel ganda pertama di Indonesia itu tidak terulang kembali.
Manajemen PT PP (Persero) Tbk yang diwakilkan kepada PM Purwokerto Tunnel Eko Septiyanto dan beberapa personelnya juga telah menggelar pertemuan dengan puluhan wartawan yang sempat terlibat insiden yang berdampak pada pemboikotan terhadap peliputan kunjungan kerja Menaker Hanif Dhakiri di lokasi proyek pembangunan terowongan itu.
Dalam pertemuan yang digelar di salah satu kafe kota Purwokerto, Selasa (16/1) malam, Eko secara resmi menyampaikan permohonan maaf atas ketidaknyaman yang dialami wartawan. Bahkan dalam pertemuan tersebut, Eko juga menghadirkan salah seorang pegawai PT PP (Persero) Tbk yang menjadi pemicu insiden di lokasi proyek, yakni Ronal.
Dia mengaku terkejut ketika mengetahui wartawan yang diundang PT PP (Persero) Tbk untuk meliput kunjungan Menaker Hanif Dhakiri tiba-tiba meninggalkan lokasi kegiatan. Oleh karena itu, kata dia, pihaknya segera berupaya mencari tahu dan solusi untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi.
“Marilah kita membuka lembaran baru agar hubungan baik yang selama ini telah terbina dengan baik akan tetap langgeng,” katanya.
Dalam kesempatan itu, Ronal juga meminta maaf atas perkataan yang ternyata menyinggung wartawan.
“Saya mohon maaf karena ternyata kata-kata saya kurang berkenan bagi teman-teman wartawan,” katanya.
Seperti diwartakan, insiden yang terjadi antara wartawan dan pegawai PT PP (Persero) Tbk berawal dari pertanyaan salah seorang wartawan terkait dengan alat pelindung diri (APD) yang harus mereka kenakan sebagai syarat agar bisa masuk lokasi proyek.
Kendati mendapat jawaban yang kurang mengenakkan, beberapa wartawan kembali bertanya termasuk bersedia mengurangi jumlah awak media yang bisa lokasi proyek karena adanya keterbatasan APD.
Akan tetapi salah seorang pegawai PT PP (Persero) Tbk yang belakangan diketahui bernama Ronal justru mengeluarkan perkataan yang menyinggung.
“Saya sudah biasa menghadapi wartawan seperti ini,” kata Ronal sambil berkacak pinggang dan pergi meninggalkan awak media.
Oleh karena itu, 25 wartawan yang hendak meliput kunjungan kerja Menaker Hanif Dhakiri memutuskan untuk meninggalkan lokasi dan tidak memberitakan kegiatan tersebut. (ant)
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Eka