Palembang, Aktual.Com – Perusahaan pertambangan batubara milik Badan Usaha Milik Negara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) menargetkan porsi ekspor mencapai 47 persen dari total produksi pada tahun 2021.
Direktur Pengembangan Usaha Bukit Asam Fuad Iskandar Zulkarnain Fachroeddin secara virtual, Kamis (02/09) mengatakan, target itu sejalan dengan peningkatan produksi batubara, yang tahun ini ditargetkan mencapai 30 juta ton.
“Kami terus memacu penjualan, baik domestik maupun ekspor untuk menyerap produksi kami yang meningkat tahun ini,” kata dia.
Pada tahun lalu, PTBA menargetkan 25 juta ton, sementara pada 2021 mencapai 30 juta ton. Sementara pada semester I/2021 telah merealisasikan produksi 13,3 juta ton.
Sementara per Juni 2021, rasio antara penjualan domestik dengan ekspor sebesar 63 persen berbanding 37 persen dari total penjualan.
“Namun, ini bukan rencana sampai akhir tahun. Rasio penjualan direncanakan sebesar 53 persen untuk domestik dan 47 persen untuk penjualan ekspor,” kata Fuad.
Adapun lima negara yang menjadi pasar terbesar Bukit Asam yakni China, Taiwan, Filipina, India, dan Vietnam.
PTBA mencatatkan volume penjualan sebanyak 12,9 juta ton di semester pertama 2021.
Jumlah ini naik 3,2 persen dari penjualan di periode yang sama tahun lalu sebesar 12,5 juta ton.
Tahun 2021, emiten pelat merah tersebut menargetkan penjualan sekitar 30 juta ton yang kurang lebih sama seperti volume produksi.
Adapun total produksi batubara PTBA selama semester pertama 2021 mencapai 13,3 juta ton, naik 10,83 persen dari capaian produksi di semester pertama 2020 sebesar 12 juta ton.
PTBA membukukan laba bersih senilai Rp1,8 triliun sepanjang enam bulan pertama 2021. Keuntungan emiten pelat merah ini naik 38,04 persen dari laba bersih di periode yang sama tahun lalu yang mencapai Rp 1,28 triliun.
Pertumbuhan positif laba bersih Bukit Asam tidak terlepas dari kenaikan pendapatan bersih yakni senilai Rp10,29 triliun atau naik 14,2 persen dari pendapatan di semester pertama 2021 sebesar Rp9,01 triliun.
Direktur Utama Bukit Asam, Suryo Eko Hadianto mengatakan, kenaikan kinerja ini seiring dengan pemulihan ekonomi global maupun nasional yang mendorong naiknya permintaan atas batubara.
Kondisi ini juga disertai dengan kenaikan harga batubara yang signifikan hingga menyentuh level 134,7 dolar AS per ton pada 30 Juni 2021.
Suryo mengatakan, dengan melihat kondisi bisnis seperti hubungan China dengan Australia yang masih merenggang, serta pandemi saat ini, PTBA meyakini prospek batubara masih akan cerah.
“Kami meyakini harga ini akan stabil hingga akhir tahun,” kata Suryo. ( ANTARA )
Artikel ini ditulis oleh:
Antara
Apriansyah