Jakarta, Aktual.co — PT Perkebunan Nusantara VII setelah sempat tertunda beberapa tahun, akhirnya menyatakan siap masuk bursa saham dengan melaksanakan “initial public offering” (IPO) atau penawaran umum saham perdana setidaknya pada Juni 2015 nanti.

Direktur Keuangan PTPN VII, Agoes Riyanto, didampingi Sekretaris Perusahaan yang juga Sekretaris Tim IPO PTPN VII, Sony Soediastanto, kepada wartawan menegaskan bahwa kepastian BUMN perkebunan ini siap masuk bursa saham menyusul holding BUMN perkebunan telah resmi diluncurkan pada 2 Oktober 2014 lalu.

Menurut Agoes Riyanto, Kementerian BUMN dan induk holding (PTPN III) memberikan prioritas kepada PTPN VII untuk melaksanakan IPO pada tahun 2015.

“Kami sudah sangat siap, karena sebenarnya persiapannya sudah kami lakukan sejak beberapa tahun lalu,” ucapnya di Bandarlampung, Selasa (4/11).

Dia menjelaskan, setelah holding BUMN perkebunan terbentuk, status PTPN VII menjadi anak perusahaan, sehingga persetujuan untuk IPO cukup mendapatkan izin dari induk holding yaitu PTPN III. Sebelumnya, rencana IPO tersebut harus mendapatkan persetujuan pemerintah pusat melalui kementerian terkait dan DPR.

PTPN VII menyiapkan penawaran saham perdana pada triwulan kedua tahun 2015 atau sekitar Juni 2015 mendatang.

Sekretaris Perusahaan yang juga Sekretaris Tim IPO PTPN VII, Sony Soediastanto menjelaskan, dalam menghadapi IPO itu, sejumlah persiapan telah dilakukan, seperti rencana melepas 30 persen saham ke publik dengan prakiraan perolehan dana segar ditargetkan mencapai sebesar Rp2,5 triliun.

“Dana tersebut akan digunakan perusahaan untuk melanjutkan pengembangan investasi dan memperbaiki struktur permodalan,” ujar dia lagi.

Pengembangan investasi yang direncanakan PTPN VII, antara lain untuk minyak sawit mentah, pengembangan karet, gula pasir, dan teh.

PTPN VII telah menyiapkan pula penunjukan penjamin emisi serta lembaga profesi penunjang lainnya.

Agoes Riyanto menambahkan, pada tahun 2015 setelah masuk bursa saham, diharapkan kinerja PTPN VII akan melejit. “Kami optimistis berhasil,” ujarnya pula.

Ia menyebutkan, upaya yang dilakukan PTPN VII untuk meningkatkan kepercayaan pasar, seperti menetapkan sejumlah kebijakan strategis, yaitu optimalisasi sumberdaya modal, sumberdaya keuangan, sumberdaya manusia, sistem, serta optimalisasi kemitraan dan lingkungan.

Salah satu langkah penting yang dilakukan PTPN VII adalah penerapan prinsip-prinsip good corporate governance (GCG), antara lain meningkatkan mutu dalam penerapan prinsip keterbukaan informasi publik.

“Kami siap menjelaskan secara terbuka kepada publik maupun pemegang saham atas berbagai hal dan informasi yang diperlukan serta diminta masyarakat maupun pemegang saham,” ujar Agoes lagi.

PTPN VII mengelola perkebunan karet, kelapa sawit, pabrik gula pasir, dan teh di Provinsi Lampung, Sumatera Selatan, dan Bengkulu. Luas kebun karet mencapai 35.000 ha, kebun sawit sebanyak 60.000 ha, kebun tebu seluas 25.000 ha, dan kebun teh seluas sekitar 1.500 ha.

PTPN VII memiliki pula pabrik pengolahan karet sebanyak 10 unit, pabrik pengolahan kelapa sawit sebanyak tujuh unit, pabrik gula dua unit, dan satu unit pabrik teh. Total nilai aset PTPN VII saat ini mencapai sekitar Rp4 triliun, dan pada 2015 ditargetkan bisa mencapai Rp9 triliun lebih.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka