Jakarta, Aktual.co —Meski ajukan anggaran hingga Rp2,7 triliun lebih, Dinas Pekerjaan Umum Tata Air DKI sangsi bisa laksanakan program penanganan banjir dari hulu kehilir di Jakarta dalam satu tahun di 2015.
Kata Kepala Dinas PU Tata Air Agus Priyono untuk melaksanakan keseluruhan program prioritas penanganan banjir dari hulu ke hilir, dana yang dibutuhkan jauh lebih besar lagi.
Untuk membenahi satu aliran saja, ujar dia, butuh dana 15 triliun. Misal, untuk membenahi aliran barat butuh dana 15 triliun, aliran tengah 20 triliun, dan aliran timur juga butuh 15 triliun.
“Sehingga anggaran Rp2,7 triliun ini bisa apa? Dan itu tidak bisa selesai dalam waktu setahun,” ujar dia, saat rapat kerja membahas anggaran dengan Komisi D DPRD DKI, di Kebon Sirih, Jakarta, Kamis (22/1).
Dipaparkan Agus, program prioritas mereka yakni pengadaan pompa, normalisasi sungai, pembuatan folder, pengerukan waduk dan sumur resapan, dan pembebasan tanah.
Proyeksi pertama, untuk di hilir adalah pengadaan pompa dan normalisasi badan sungai. Yang kedua, pembangunan folder untuk mencegah suatu daerah terkena banjir dan rob.
“Jadi folder dibuang (genangan air) ke sungai. Tapi untuk wilayah Kampung Pulo belom bisa karena masih proses pembebasan tanah. Itu paling enggak tahun depan,” ujar dia.
Sedangkan untuk folder yang menangani kawasan tergenan di Jalan-jalan, diserahkan ke Dinas Bina Marga. Diakui Agus, dalam upaya realisasi proyek memang Dinas PU kerap terbentur dengan urusan pembebasan lahan.
Artikel ini ditulis oleh:















