Jakarta, aktual.com – Dalam beberapa hari belakangan, ramai perbincangan di media sosial x tentang pinjaman Bank BNI senilai 978 Miliar kepada PT Surge Wifi. Seorang penggiat media sosial cukup terkenal yang akunnya bernama Mazzini (@mazzini_gsp) berkicau tentang kecurigaannya terkait pinjam yang diterima PT Surge Wifi.
“Jadi inget pernah baca berita Bank BNI kasih kredit untuk PT Surge Rp 978 Miliar (hampir 1 Triliun), tapi kalau PT Surge di-googling lalu liat lokasi perusahaan itu jadi kurang meyakinkan karena berbentuk bangunan ruko. Jadi mikir kok bisa dikasih ya?” Ujar Mazzini
Diketahui dari sumber berita, PT BNI akan menyalurkan kredit investasi dengan nilai pinjaman Rp 978 miliar kepada WEAVE, yang merupakan anak perusahaan dari PT Surge. Kredit investasi tersebut akan digunakan untuk membangun jaringan internet untuk rakyat dengan kecepatan tinggi hingga 100 Mbps kepada 40 juta rumah tangga, mencakup wilayah di Pulau Jawa. Kerja sama penyaluran kredit investasi tersebut dilakukan oleh Pgs. General Manager Divisi Enterprise Banking BNI Rifki Zimah dan Direktur Utama SURGE Yune Marketatmo pada Jumat, 24 Januari 2025 lalu.
Mazzini menjelaskan fasilitas pinjaman sebesar 978 miliar dari BNI kepada PT Surge menimbulkan rasio utangnya terhadap ekuitas (DER) meningkat menjadi sekitar 2,6x. Tingkat leverage ini terbilang relatif tinggi, yang dapat menimbulkan risiko keuangan, jika total aset tercatat sebesar 2,76 triliun hingga kuartal ketiga 2024.
“Oke lah misalnya memang kantornya PT Surge di ruko Jl. RS. Fatmawati Raya No.329, tapi kan dari Rp 978 Miliar, rasio utang PT. Surge terhadap ekuitas naik jadi 2,6 kali.” Tulis Mazzini dalam akun x nya.
Mazzini juga menjelaskan ke publik, bahwa pemilik PT SURGE bernama Hendrik Tee, seorang konglomerat yang namanya tercantum dalam dokumen Panama Pers.
“PT Surge didirikan Hendrik Tee. Namanya juga pernah tercatat di dokumen Panama Papers milik Mossack Fonseca.
Kalau masih inget, Panama Papers pernah bikin heboh karena berisi catatan nama para konglomerat yg diduga menghindari pajak, menyimpan kekayaannya di luar Indonesia dan dugaan mencuci uangnya lewat perusahaan cangkang” Kicau Mazzini
Perbincangan di x juga bergulir, seorang netizen bernama @yesmar_banu berujar “WIFI ini calon2 saham digoreng sampai dengan puluhan ribu rupiah perlembarnya. Skrg sih masih dibawah 2 ribu”
“Lah lu engga tau lagi fraudnya BNI ? Dengan mudah meloloskan melalui anak usahanya memberikan kredit ke PT MTH Corp yang merugikan miliyaran?” Lanjut netizen lain bernama Puspo Panji (@panji_pusp90).
Artikel ini ditulis oleh:
Tino Oktaviano