Jakarta, Aktual.com — Direktur Riset Stratak Indonesia Muhammad Ramdhoni mengatakan, elektabilitas Basuki Tjahaja Purnama yang akrab dipanggil Ahok turun dari survei sebelumnya.
Menurut dia, ada dua faktor yang menunjukkan mengapa elektabilitas Ahok terus turun, dan itu menurutnya terekam dalam data survei yang digelar pada September 2016.
Pertama, publik tidak puas dengan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama atas beberapa kasus hukum yang terjadi belakangan ini, misalnya, kasus reklamasi teluk Jakarta, kasus tanah cengkareng dan kasus sumber waras.
Hal ini memiliki dampak yang signifikan. Kedua, kasus penggusuran dan penyelesaian masalah akut DKI Jakarta yaitu macet dan banjir, Ahok dianggap tidak mampu mengatasi itu.
“Rendahnya dukungan terhadap Basuki Tjahaja Purnama, tidak lepas dari tingkat kepuasan publik DKI Jakarta terhadap kinerja dan kepemimpinannya,” kata Ramdhoni, Minggu (18/9).
Secara kumulatif, tingkat kepuasan publik terhadap kinerja Ahok sebagai Gubernur cukup rendah. Bidang ekonomi Angkanya tergolong rendah 32% menyatakan puas dan tidak puas sebanyak 52.2% penanganan masalah sampah, banjir dan macet secara kumulatif menunjukkan hanya 28.8% yang menyatakan puas, 55.4% menyatakan tidak puas.
“Publik DKI Jakarta menilai pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama hanya unggul dalam bidang keamanan yang menyatakan puas 37.14% dan tidak puas 36.57%,” ujar Ramdhoni.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu