Jakarta, Aktual.com – Gejolak di tubuh PT Agrinas Pangan Nusantara pecah ke publik. Direktur Utama Joao Angelo De Sousa Mota resmi mengundurkan diri per 14 Mei 2025, setelah enam bulan menjabat. Alasannya tajam: tidak ada dukungan untuk mewujudkan program kedaulatan pangan, bahkan anggaran perusahaan nol rupiah.
Joao blak-blakan menyebut kondisi pangan nasional sudah berada di “ultima ratio”—situasi kritis yang membutuhkan langkah cepat, bukan birokrasi berbelit. Namun, badan baru bernama Danantara yang seharusnya memotong jalur birokrasi justru memperlambat.
“Seharusnya Danantara mempercepat proses bisnis, bukan menambah tumpukan birokrasi. Tapi yang terjadi, kami malah diminta feasibility study berkali-kali—ini sudah keempat kalinya kami serahkan,” tegas Joao dalam konferensi pers, Senin (11/8/2025).
Menurutnya, birokrasi yang dipraktekkan Danantara tidak mungkin diwujudkan dan justru menghambat kerja Agrinas. Padahal, Presiden Prabowo Subianto disebut Joao sudah menunjukkan keseriusan dalam urusan pangan.
“Keseriusan Presiden Prabowo tidak diimbangi para pembantunya. Sampai hari ini Agrinas tidak mendapat dukungan maksimal, termasuk anggaran—nol rupiah,” sindirnya.
Joao menutup pernyataannya dengan nada getir: “Kalau semua jalan buntu, mundur adalah satu-satunya pilihan.”
Artikel ini ditulis oleh:
Erobi Jawi Fahmi
Tino Oktaviano

















