–Pro KAHM–
Pulanglah, kyai, pulang!
Kita hanyalah anak-anak sang waktu yang mengalir dari titik ke titik persinggahan sementara
Waktu dan ruang bukanlah keabadian.
Sekadar labirin tanda tanya setiap ujung jeda dan pintunya selalu sisakan misteri.
Namun setiap jejak tidaklah sia-sia
Seperti samudera bermula dari tetes.
Setiap kata yang engkau sapakan pulihkan harapan pada kecemasan.
Setiap senyum yang engkau sunggingkan tebarkan gairah pada keputusasaan.
Setiap dharma yang engkau sumbangkan bangkitkan daya pada kelembaman.
Jalan pengembaraan ini telah kau tempuh sepanjang hayat. Saatnya pulang istirah. Dalam mati, engkau abadi.
(Yudi Latif, Makrifat Pagi)
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid