Cianjur, Aktual.com – Puluhan hektare sawah siap panen di Desa Sukarama, Kecamatan Bojongpicung, Cianjur, Jawa Barat, hilang tertutup longsoran tanah yang terjadi akibat tergerusnya tebing Gunung Tunduh yang terletak dibelakang area pesawahan.
Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, namun kerugian materi yang diderita petani diperkirakan mencapai ratusan juta rupiah. Selain merusak sawah, longsor juga menutup akses jalan desa, jembatan penghubung dan Sungai Cibubuay.
“Kurang lebih 20 hektare lahan sawah yang hendak dipanen hilang tertutup tanah longsor yang terbawa arus air. Tercatat 45 orang petani pemilik sawah kehilangan lahan sawah dan sulit untuk menentukan batas-batas tanah, sawah garapan mereka karena area ppesawahan rata tertutup longsoran,” kata Kepala Desa Sukarama Iip Sundawan, pada wartawan, Kamis (10/3).
Dia menuturkan, bencana alam longsor Gunung Tunduh yang berada di Kampung Cibubuay karena kondisi gunung tersebut sudah gundul diguyur hujan sejak satu pekan terkahir dengan intensitas tinggi, sehingga tebing gunung tersebut longsor dan menutupi puluhan hektar sawah petani yanbg beberapa hari kedepan akan dipanen.
“Ini sangat memukul puluhan petani pengarap dan pemilik sawah. Selain gagal panen, area pesawahan yang tergenang lumpur sulit untuk ditanami kembali. Hal tersebut telah kami laporkan ke Pemkab Cianjur, melalui Kecamatan Bojongpicung,” katanya.
Saat ini tambah dia, longsoran tanah juga memutus akses jalan utama antar desa yang membentang di Desa Sukarama, akibatnya aktifitas warga dan perekonomian tersendat, sehingga pihaknya berharap dinas terkait di Pemprop Jabar, Pemkab Cianjur hingga pusat, segera menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material longsor yang menutupi jalan dan sawah warga.
“Kami juga berharap agar jembatan yang putus segera dibangun kembali karena jalur penghubung utama antar desa bahkan antar kabupaten, dimana jembatan tersebut banyak digunakan warga Cianjur dan Bandung Barat, untuk aktifitas perekonomian,” katanya.
Sementara Amas (42) seorang petani warga Kampung Cibubuay, mengatakan, lonsgor tanah yang disertai air bah dari sungai Cibubuay, terjadi dini hari, dimana dirinya dan puluhan kepala keluarga di kampuang tersebut, sempat mendengar suara gemuruh dan dentuman batu yang menghatam pesawahan.
“Tidak ada yang berani keluar dari dalam rumah karena takut terseret longsoran tanah yang disertai air besar. Keesokan paginya baru kami mendapati pesawahan milik warga tertutup material tanah dan batu. Sehingga padi yang siap panen diatasnya tertutup, kami tidak bisa berbuat banyak,” katanya.
Dia menjelaskan, akibat peristiwa tersebut petani di kampungnya merugi hingga puluhan juta karena padi yang tinggal dipanen beberapa hari kedepan tertimbun longsoran.”Tidak ada yang bisa dipanen, puluhan hektar padi siap panen hilang dan tertutup longsoran tanah dan batu,” katanya.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara