Banda Aceh, Aktual.com – Puluhan imigran Rohingya yang sebelumnya didaratkan dan ditampung di Idi Sport Center (ISC), Kabupaten Aceh Timur, mengalami penolakan di penampungan di Kota Lhokseumawe, Provinsi Aceh.
“Puluhan imigran ini sebelumnya dibawa ke penampungan di Lhokseumawe, namun karena penolakan dari masyarakat setempat, mereka akhirnya kembali ke ISC pada Sabtu sekitar pukul 02.00 WIB,” ungkap Tajol, penduduk Aceh Timur, pada hari Sabtu (16/12).
Sebelumnya, sebanyak 50 imigran Rohingya telah ditampung di ISC setelah turun dari kapal di pantai Desa Seuneubok Baroh, Kecamatan Darul Aman, Kabupaten Aceh Timur, pada Kamis (14/12) sekitar pukul 03.45 WIB.
Sebelum diakomodasi di pusat olahraga masyarakat Kabupaten Aceh Timur, para imigran Rohingya itu sempat berusaha melarikan diri dan bersembunyi di semak-semak sebelum akhirnya ditemukan.
Diketahui, para imigran Rohingya yang ditampung di ISC diangkut menggunakan truk Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah (Satpol PP dan WH) Kabupaten Aceh Timur ke penampungan di Lhokseumawe pada Jumat (15/12) sekitar pukul 19.00 WIB.
Namun, setibanya di penampungan Kota Lhokseumawe, kehadiran puluhan imigran Rohingya ini ditolak. Akhirnya, mereka kembali ke ISC di Idi Rayeuk setelah perjalanan pulang pergi selama sekitar enam jam.
Tajol menyebutkan bahwa penolakan terjadi karena penampungan di Lhokseumawe sudah penuh dengan imigran Rohingya, dan pemindahan mereka dari ISC tidak disertai surat pengantar resmi dari Pemerintah Kabupaten Aceh Timur.
Sementara itu, Kepala Satpol PP dan WH Kabupaten Aceh Timur, Teuku Amran, menyatakan bahwa pemindahan imigran Rohingya dari ISC ke penampungan di Kota Lhokseumawe merupakan inisiatif masyarakat setempat.
“Pemindahan imigran Rohingya ini adalah inisiatif masyarakat. Kami hanya memfasilitasi transportasinya. Saat ini, puluhan imigran tersebut kembali ditampung di ISC,” kata Teuku Amran.
Sebelumnya, masyarakat Desa Titi Baroe, Kecamatan Idi Rayeuk, Kabupaten Aceh Timur, telah meminta instansi terkait untuk segera memindahkan puluhan imigran Rohingya yang saat ini tinggal di Idi Sport Center (ISC).
“Masyarakat menekankan agar puluhan imigran tersebut segera dipindahkan. ISC adalah pusat olahraga yang digunakan oleh masyarakat sehari-hari,” kata Keuchik (kepala desa) Titi Baroe, Muhammad Adam.
Muhammad Adam menyatakan bahwa penolakan terhadap keberadaan imigran Rohingya di pusat olahraga tersebut karena mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat setempat.
“Tempat penampungan Imigran Rohingya ini adalah lapangan futsal yang digunakan oleh berbagai kelompok, baik anak-anak maupun pemuda dari beberapa kecamatan di Aceh Timur setiap harinya,” ujarnya.
Dia menambahkan bahwa keberadaan imigran Rohingya tersebut menghambat kegiatan olahraga masyarakat. Oleh karena itu, masyarakat meminta agar imigran tersebut segera dipindahkan.
“Kami sudah menyampaikan permasalahan ini kepada pemerintah daerah. Kami juga mengimbau agar masyarakat tidak melakukan tindakan yang merugikan terkait keberadaan imigran Rohingya ini,” tandasnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Sandi Setyawan