Palembang, aktual.com – Puluhan mahasiswa dari sejumlah perguruan tinggi di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa (24/9), mengalami luka berat dan ringan akibat unjuk rasa yang berakhir ricuh.
Mahasiswa yang mengalami luka-luka akibat terkena pukulan aparat kepolisian ketika terjadi bentrokan dibawa rekan-rekannya ke rumah sakit terdekat dengan lokasi unjuk rasa yang digelar di depan gedung DPRD ProvInsi Sumatera Selatan kawasan Jalan POM IX Kampus Palembang.
Selain dibawa ke rumah sakit terdekat seperti RS Charitas dan Siloam Palembang, ada juga yang diobati sendiri oleh sesama mahasiswa.
Unjuk rasa ribuan mahasiswa di depan gerbang gedung DPRD Sumsel, awalnya pada Selasa (24/9) pagi berlangsung damai, namun sekitar pukul 13.30 WIB tiba-tiba terjadi kericuhan.
Mahasiswa merangsek ke barisan polisi diikuti aksi pelemparan botol, batu bata, dan benda lainnya, kemudian barisan mahasiswa terpecah setelah polisi menyemprotkan air dari mobil ‘water canon’ dan menembakkan gas air mata.
Mahassiwa yang terkena pukulan serta semprotan air dan tembakan gas air mata dari aparat kepolisian, sebagian berlari mundur masuk ke mal Palembang Icon yang berada di depan gedung DPRD Sumsel dan ke arah simpang lima sehingga menyebabkan arus lalu lintas di kawasan jalan protokol itu mengalami kemacetan parah.
Sejumlah mahasiswa dari Universitas Sriwijaya, Universitas Islam Negeri Raden Fatah, Universitas Muhammadiyah dan dari kampus lainnya bergantian memberikan orasi.
Dalam orasinya mahasiswa menolak pelemahan KPK dalam bentuk apapun oleh pemerintah dan wakil rakyat.
Selain itu mahasiswa juga menyampaikan kritik terhadap RUU KUHP, lambannya pengendalian bencana kabut asap, kekerasan di Papua, konflik agraria, RUU Pertanahan, RUU PKS, RUU Minerba, RUU Perkelapasawitan, RUU Ketenagakerjaan, dan pemindahan Ibu kota Negara.
Aksi mahasiswa tersebut bertepatan dengan pelantikan anggota DPRD Sumsel periode 2019-2023 dalam suasana hujan beberapa jam yang sebelumnya Kota Palembang dilanda bencana kabut asap dampak kebakaran hutan dan lahan pada musim kemarau.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin