Sawahlunto, Aktual.com – Badan Kesbangpol dan PBD Kota Sawahlunto, Sumatera Barat, menyatakan sedikitnya 22 kawasan permukiman yang tersebar di 37 desa dan kelurahan di daerah itu berisiko mengalami peristiwa kebencanaan dan kedaruratan.

Kepala Bidang PBD Kesiapsiagaan dan Logistik Badan Kesbangpol dan PBD Indra, mengatakan potensi bencana tersebut tergambar dalam sebaran risiko bencana yang dibuat pihaknya dalam pemetaan mitigasi bencana di seluruh wilayah itu.

Ia mengatakan, Sawahlunto memiliki 10 jenis risiko bencana dari 12 jenis yang ditetapkan oleh BPBD Sumatera Barat, di antaranya potensi bencana banjir, tanah longsor, kegempaan, kebakaran.

Menurutnya, sejauh ini ancaman bencana tersebut masih belum mampu diantisipasi pihaknya akibat terbatasnya ketersediaan dana penanggulangan bencana alam.

“Kota ini hanya mengandalkan alokasi dana tidak terduga sebesar Rp2,5 miliar per tahun, untuk membiayai penanganan bersifat kedaruratan ketika terjadi bencana,” ujar dia di Sawahlunto, Rabu (13/1).

Khusus untuk bencana tanah longsor, jelasnya, merupakan ancaman terbesar yang dialami sebagian besar masyarakat kota itu, karena keberadaan permukiman padat penduduk yang berada di kawasan dengan tingkat keterjalan tebing cukup tajam.

Kondisi tersebut, lanjutnya, makin diperparah dengan terbatasnya areal permukiman yang berada pada level aman, sehingga pilihan untuk bermukim di daerah berisiko terjadinya tanah longsor menjadi harapan satu-satunya bagi mereka untuk bertahan hidup.

“Satu-satunya harapan adalah adanya perhatian pemerintah provinsi dan pusat untuk turut bersama-sama mengatasi permasalahan ini, sehingga potensi kerugian dan korban jiwa yang bisa ditimbulkan ketika ancaman bencana tiba sewaktu-waktu bisa ditekan sekecil mungkin,” kata dia.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara