Jakarta, Aktual.com — Puluhan rumah dan fasilitas umum lainnya di wilayah Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, rusak akibat diterjang angin puting beliung.
“Puluhan rumah warga rusak parah diterjang angin puting beliung yang terjadi pagi tadi,” kata Ilham, Staf STIKES Bina Bangsa Majene, kepada pewarta, pada Minggu (20/12).
Menurut dia, cuaca buruk kali ini juga menyebabkan sejumlah sekolah dan mobil warga mengalami kerusakan setelah tertimpa material yang diterbangkan angin kencang. Hembusan angin puting beliung ini terjadi, sesaat sebelum turun hujan deras.
Permukiman warga yang diterjang puting beliung antara lain lingkungan Rusu-rusung kelurahan Labuang Utara serta di lingkungan Lutang, Kelurahan Tande Timur. Kedua lokasi ini berada di kecamatan Banggae Timur.
Umumnya kerusakan rumah warga adalah terbongkarnya atap rumah, sebagian rumah lainnya khususnya pada rumah berbentuk rumah panggung mengalami kerusakan pada bagian dinding yang terlepas, jatuh terbongkar.
Di samping rumah warga, terjangan angin puting beliung juga merusak atap bangunan sejumlah sekolah antara lain gedung Laboratorium Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bina Bangsa Majene serta gedung TK Asyiyah Lutang.
“Kami semua kaget, tiba – tiba terjadi angin kencang berputar, saya dan teman-teman lari keluar, atap terbongkar, lalu atap seng beterbangan ke jalan,” kata Ilham.
Terjangan angin puting beliung kali ini juga menyebabkan sejumlah mobil warga yang terparkir di daerah Rusu-rusung mengalami kerusakan, kaca mobil pecah tertimpa material yang terbawa angin kencang.
Tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini, namun kerugian materil mencapai ratusan juta rupiah.
Sementara itu, pengguna jalur trans lintas barat (Jalinbar) Sulawesi kembali terhambat menyusul longsor yang terjadi di daerah Arewata’a, Kecamatan Pamboang, Majene.
Longsor terjadi setelah hujan deras kembali melanda Majene dua hari terakhir, tebing Arewata’a yang berada di tepi jalur trans Sulawesi retak dan kemudian jatuh ke badan jalan.
Materil longsor yang kebanyakan batu besar jatuh memenuhi badan jalan, sehingga kendaraan baik dari arah Utara maupun sebaliknya terhambat.
Jalur penghubung antarprovinsi di Sulawesi ini sudah bisa dilalui namun pengendara hanya bisa menggunakan bahu jalan.
Artikel ini ditulis oleh: