Menurut dia, hembusan angin semakin kencang dan terus berputar di sekitar perkampungan tempat tinggal mereka selama beberapa menit hingga aneka sampah, kayu, daun-daunan dan sebagian atap rumah warga terangkat lalu terlempar cukup jauh.
“Ada satu rumah yang roboh milik Haji Jono, namun rumah tersebut sudah lama kosong. Biasanya ada yang mengontrak,” katanya.
Selain melanda Desa Serut, kerusakan dampak puting beliung juga terpantau di Desa Bono, Kecamatan Boyolangu yang berjarak sekitar lima kilometer dari Desa Serut.
Di desa ini (Bono), petugas mendapati ada 12 rumah warga yang mengalami kerusakan ringan karena atap genting yang terbongkar dan berjatuhan.
Kasi Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tulungagung, Nursono mengatakan masih melakukan “asesment” atau pendataan jumlah korban/kerusakan dari bencana tersebut.
“Kami belum mengetahui secara pasti berapa nominal kerugian dari bencana ini,” katanya.
Nursono mengingatkan bahwa untuk saat ini cuaca ekstrem diperkirakan masih akan terus terjadi, terutama hujan yang disertai angin kencang maupun kilat.
“Oleh sebab itu, untuk sejumlah masyarakat agar lebih berhati-hati ketika berada di luar rumah pada saat hujan turun. Diperkirakan hujan lebat masih bisa terjadi di wilayah Tulungagung,” katanya.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh: