Sejumlah pedagang membawa hewan ternak sapi mereka yang akan dijual di Pasar Hewan Sunggingan, Boyolali, Jawa Tengah, Minggu (26/6). Menurut data Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Pasar Hewan Sunggingan menjelang perayaan Idul Fitri penjualan hewan sapi mengalami penurunan dari 1200 ekor menjadi 800 ekor yang masuk di pasar tersebut, yang disebabkan sebagian peternak enggan menjual sapi mereka karena harga sapi lokal anjlok berkisar Rp1 juta hingga Rp2 juta per ekor, dampak dari daging impor masuk di Indonesia. ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho/foc/16.

Kupang, Aktual.com – Sebanyak 40 ekor sapi milik peternak di Kecamatan Amfoang Timur, Kabupaten Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT) mati secara misterius menyebabkan peternak mengalami kerugian ratusan juta.

“Sudah 40-an ekor sapi milik masyarakat di Kecamatan Amfoang Timur, mati tanpa diketahui penyebabnya, sehingga menimbulkan keresahan para peternak,” kata anggota DPRD Kabupaten Kupang, Ferdinandus Lafu Daos di Kupang, Sabtu (7/1).

Diungkapkan dia, kematian puluhan ekor sapi di Kupang sudah terjadi sejak bulan November hingga awal Desember 2016. Belum diketahui apa penyebab sapi mati misterius milik peternak.

“Ada sapi milik warga ditemukan sudah dalam keadaan mati di padang serta hutan di kawasan pegunungan Amfoang Timur. Belum diketahui secara persis penyakit apa yang menyerang ternak sapi milik warga Amfoang Timur ini,” tuturnya.

Kasus kematian hewan itu disampaikan warga ketika reses ke Kecamatan Amfoang Timur, 23 Desember 2016. Peternak Sapi di Amfoang Timur yang berbatasan langsung dengan daerah Oecusse, Timor Leste, menyatakan rugi hingga ratusan juta akibat matinya puluhan ekor sapi itu.

“Ada peternak yang mengalami kerugian hingga Rp20 juta karena sapi yang mati sebanyak tiga ekor sekaligus,”ujarnya.

Disampaikan pula di Kecamatan Amfoang Timur yang merupakan daerah penghasil ternak terbesar untuk Kabupaten Kupang tidak memiliki tenaga dokter hewan yang bertugas di daerah ini. Ia berharap Pemkab Kupang menempatkan petugas kesehatan hewan untuk menangani penyakit hewan agar tidak meluas.

Para peternak Sapi di Amfoang Timur mengalami kendala dalam menangani penyakit hewan, karena ketiadaan dokter hewan yang bisa membantu peternak dalam mengidentifikasi jenis penyakit hewan yang terjadi di daerah ini,” demikian Lafu Daos.

(Antara)

Artikel ini ditulis oleh: