Seniman yang menggelar pameran bersama tersebut antara lain I Made Suwisma, I Wayan Arya Aripta Guna, I Putu Edy Asmara Putra, I Made Muliana ‘Bayak’, I Nyoman Suarnata, Ida Bagus Ketut Djiwartem, Pande Wayan Suputra, I Made Kartiyoga, I Wayan Arinata, I Made Renaba, Ngakan Ketut Parweka dan Ida Bagus Sudana Astika.
Selain itu juga Ida Bagus Asmara Wirata, Ida Bagus Dewangkara, Dewa Gede Saputra, Ngakan Agus Artha Wijaya, Jro Mangku Jiwatman, Ni Komang Atmi Kristiadewi, Ni Nyoman Kartika Tri Dewi, I Made Sudiana “Pedjeng”, I Nyoman Kandika, I Made Suwi, I Made Adi Putra Sentana, I Made Ardiana, I Gede Arya Danu Palguna, I Wayan Gede Kesuma Dana, Jro Mangku Nyoman Sutrisna, I Wayan Gede Suwahyu, I Ketut Darmayasa, Putu Krisna Soma Mayudata dan Damar Langit Timur.
Made Susanta Dwitanaya menjelaskan, serangkaian pameran tersebut akan dilaksanakan pula diskusi dan workshop seni rupa pada Minggu (28/8).
Para perupa akan berbagi pandangannya tentang proses kreatif mereka selama ini, terutama dalam merespon tematik seputar Peradaban Air di tanah kelahiran mereka, Tampaksiring.
Sementara workshop akan mengetengahkan praktik plasticology bersama Made Muliana ‘Bayak’ dan melukis kober di bawah arahan Ida Bagus Dewangkara.
Made Susanta Dwitanaya mengharapkan, melalui karya-karya dua dimensi yang dipamerkan tercermin bahwa para seniman Tampaksiring tidak hanya terkungkung oleh kebesaran masa lalu berupa tinggalan historis atau jejak arkeologis, namun juga merayakan kekinian sebagai pencipta yang merdeka.
Artikel ini ditulis oleh:
Wisnu