“Uniknya, hampir seluruh perusahaan swasta itu ternyata hanya mempekerjakan karyawan mereka setengah hari pada hari Senin (11/6). Pada siang harinya, karyawan itu istirahat sebentar di rumah, sorenya langsung berangkat mudik. Ini terjadi secara masif dan benar-benar di luar perkiraan, ” kata Johan.
Meski pada saat itu pihaknya tidak melakukan penghitungan secara pasti angka kendaraan pemudik di Kota Bekasi, Johan mengatakan bahwa seluruh jalan arteri lintasan pemudik sepanjang 11,5 kilometer di Kota Bekasi telah terisi penuh oleh kendaraan pemudik.
Sekitar 250 personel Dishub dituntut harus bekerja ekstra mengurai kepadatan dengan mengalihkan gelombang pemudik di Jalan M. Hasibuan untuk mengisi lintasan alternatif menuju pantura, seperti Jalan R.A. Kartini, Jalan Dewi Sartika, Jalan Cut Meutia, dan Jalan Ir. H. Djuanda lantaran koridor utama Jalan M. Hasibuan menuju Jalan Inspeksi Kalimalang, Kabupaten Bekasi telah penuh sesak oleh kendaraan dari Jakarta.
Kebijakan yang ditempuh Johan itu sempat menuai protes dari banyak pemudik yang tersasar di jalur alternatif Kota Bekasi dalam situasi kemacetan dan jarak tempuh yang lebih jauh.
Selain didominasi jenis sepeda motor dan mobil pribadi, lintasan alternatif pada malam itu juga dilalui bus yang memanfaatkan jalan arteri Kota Bekasi sebagai alternatif dari kemacetan parah yang terjadi pada lintasan Tol Jakarta-Cikampek pada waktu yang nyaris bersamaan.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara