Jember, Aktual.com – Puncak peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) Kabupaten Jember Sabtu (3/12) malam berlangsung semarak. Menariknya, ada penampilan komunitas difabel bersama dengan Lingkar Kreatif Independen (Linkrafin) Jember seperti menyanyi, menari, membaca puisi, hingga penampilan musik akustik.

Bupati Jember Hendy Siswanto, yang hadir bersama dengan jajaran Forkopimda dan beberapa camat menyatakan bahwa penampilan komunitas difabel bersama dengan Linkrafin Jember layak untuk diapresiasi, hal ini tidak lepas penampilan keduanya yang berhasil memukau penonton.

“Penampilan teman-teman berkebutuhan khusus dengan Linkrafin Jember malam ini cukup memukau, sudah sepatutnya kita apresiasi bersama, Penampilan tersebut menunjukkan bahwa tak ada perbedaan antara satu sama lain, kita hidup untuk saling membantu,” ujar Bupati Jember Hendy Siswanto.

Bupati juga menyatakan, bahwa mengukur kesempurnaan seseorang, bukan dilihat dari fisiknya, namun dari hati yang ikhlas, dengan peduli terhadap sesama dan mengesampingkan ego.

Bupati juga menyatakan, bahwa gebyar HDI tahun ini merupakan pertama kalinya setelah 3 tahun vakum akibat pandemi, kedepan pihaknya berharap HDI kembali digelar di tempat yang lebih luas, sehingga tidak hanya penyandang kebutuhan khususnya saja yang hadir, akan tetapi juga masyarakat umum.

“Tahun depan, peringatan HDI kalau bisa kembali seperti semula di alun-alun Jember, agar tidak hanya teman-teman dari yang berkebutuhan khusus saja yang hadir, tapi juga masyarakat umum, sehingga mereka bisa berbaur dan tidak ada perbedaan,” ujar Bupati Jember H. Hendy Siswanto.

Sementara Kusbandono aktifis penyandang disabilitas yang hadir dan memberikan sambutan dalam peringatan HDI 2022 yang digelar di Gedung Juang 45 Politeknik Negeri Jember, dalam kesempatan tersebut menyatakan, bahwa 15 persen penduduk di Jember merupakan penyandang disabilitas. Meski demikian, pihaknya berharap, agar kelompok disabilitas tidak dijadikan komoditas politik.

“Kepada Bapak Bupati, jumlah kelompok disabilitas ini ada 15 persen dari jumlah penduduk Jember, perhatian yang diberikan selama ini sudah cukup bagus, namun perlu ada ditingkatkan lagi dengan memberikan pendampingan, jangan hanya dijadikan komoditas politik saja,” ujar Kusbandono.

Kusbandono berharap, Pemkab Jember seperti Dispenduk dan Dinas Sosial, melakukan satu data terhadap penyandang disabilitas, sehingga ada data tunggal yang bisa disatukan khusus untuk disabilitas. “Kalau data hanya diucapkan saja, itu sama dengan omongan bohong tanpa bukti, Dispenduk dan Dinsos harus membuat satu data penyandang disabilitas,” pungkas Kusbandono.

(Aminudin Azis)

Artikel ini ditulis oleh:

Aminuddin Aziz