Ilustrasi- Seorang Petani sedang memupuk padi

Jakarta, Aktual.com – PT Pupuk Indonesia (Persero) menargetkan luasan lahan 250 ribu hektare untuk Program Makmur pada tahun depan.

“Kita cukup optimistis bahwa target 250 ribu hektare pada tahun depan dengan sebaran daerah yang lebih luas, komoditas yang lebih beragam, ini Insya Allah bisa kita capai,” kata Wakil Direktur Utama Pupuk Indonesia Nugroho Christijanto di Ciasem, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Senin (1/11).

Menurut Nugroho, Pupuk Indonesia sebenarnya pada tahun ini ditargetkan 25 ribu hektare, dan per September 2021 sudah tercapai sekitar 50 ribu hektare.

“Bagi kami yang paling penting sebetulnya bukan luasan lahannya, namun petani yang terlibat dan kemudian pada akhirnya mereka mau menggunakan pupuk non subsidi, itu adalah yang perlu kita dorong,” katanya.

Pupuk Indonesia sedari awal merancang program ini tujuannya adalah bagaimana terkait aktivitas pendampingan, kemudian mengawal petani selama proses kegiatan usaha bertani itu, Pupuk Indonesia memiliki hipotesa yang diharapkan produktivitas petani akan meningkat.

“Kenapa? Kita akan memberikan dosis pupuk yang tepat, kemudian juga input usaha tani yang tepat. Kemudian hal lain yang kita lihat itu adalah petani membutuhkan jaminan bahwa produknya yang saat dihasilkan akan ada pihak yang mengambil atau menyerap,” kata Nugroho.

Dengan demikian, lanjutnya, petani tidak perlu memikirkan lagi ketersediaan input, kemudian bisa melaksanakan kegiatan usaha bertaninya dengan tata kelola yang lebih baik, ada jaminan nanti produknya diserap, maka apa yang menjadi hipotesa Pupuk Indonesia terbukti.

“Ini bukan yang pertama, di beberapa daerah kita juga sudah membuktikan. Pupuk Kujang, Petrokimia Gresik, Pupuk Sriwidjaja, Pupuk Kaltim, semuanya membuktikan bahwa hipotesa kami benar bahwa dengan program makmur ini terjadi peningkatan produktivitas, atas peningkatan produktivitas karena ada pihak yang menyerap di level harga cukup baik, intinya ada jaminan bahwa pendapatan itu akan meningkat sehingga petani tidak perlu takut lagi untuk membeli pupuk nonsubsidi,” ujar Nugroho.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arie Saputra