Karawang, Aktual.com – PT Pupuk Kujang akan kurangi produksi pupuk nonsubsidi. Penyebabnya, kalah bersaing dengan pupuk asal China di pasaran.
Superintendent Informasi dan Komunikasi Departemen Humas PT Pupuk Kujang, Aby Radityo mengakui saat ini mereka fokus memproduksi pupuk bersubsidi. “Jika dipaksakan produksi pupuk nonsubsidi, maka akan merugi,” kata dia, di Karawang, Senin (17/5).
Diakuinya, meski dipasarkan di dalam negeri Indonesia, pupuk nonsubsidi produksi Pupuk Kujang justru kalah bersaing dengan pupuk asal China yang harganya jauh lebih murah.
Faktor harga gas dianggap jadi penyebab. Kata dia, lebih tingginya harga jual pupuk Kujang karena mahalnya harga gas sehingga berpengaruh di harga operasional. Sedangkan di China, gas untuk memproduksi pupuk cukup murah.
Akibat memfokuskan produksi pupuk bersubsidi, kini stok pupuk untuk petani cukup melimpah. Bahkan, terdapat ribuan ton pupuk bersubsidi yang tersimpan di jalan raya kawasan pabrik PT Pupuk kujang. “Stok pupuk urea sangat aman, mencapai 178.681 ton,” kata dia.
Stok pupuk urea untuk memenuhi kebutuhan petani di Jawa Barat dan Banten tersebut kini tersimpan di gudang-gudang milik PT Pupuk Kujang.
Di antaranya tersimpan di gudang pupuk sekitar pabrik serta gudang lini III yang berlokasi di kabupaten-kabupaten. Untuk stok pupuk yang tersimpan di gudang pabrik mencapai 78.208 ton pupuk. “Kalau stok pupuk urea yang tersimpan di gudang lini III wilayah Jabar dan Banten, totalnya mencapai 100.471 ton,” ujarnya.
Dari 100.471 ton tersebut, sekitar 85.775 ton pupuk urea berada di kabupaten sekitar Jawa Barat, dan sisanya sebanyak 14.696 ton tersimpan di gudang lini III sekitar Banten.
Artikel ini ditulis oleh:
Antara