Jakarta, Aktual.co —Sejumlah Puskesmas di Jakarta mengharapkan pemerintah segera menambah dokter atau tenaga medis khusus penanganan dan pecegahan penyebaran virus HIV/Aids di Ibu Kota Indonesia.
“Tenaga medis di Puskesamas masih kurang, sehingga penanganan atau pencegahan penyebaran virus HIV/Aids di masyarakat kurang optimal,” kata Koordinator Penyuluhan HIV/Aids dr. Suryati di Puskesmas Sawah Besar, Jakarta, Selasa (2/12).
Ia mejelaskan saat ini kasus HIV/Aids di Jakarta khususnya yang terdata di Kecamatan Sawah Besar meningkat, berdasarkan data Januari – Oktober 2014 tercatat 20 kasus dibanding tahun sebelumnya hanya 10 kasus.
“Jika tidak ditangani dengan serius penyebaran virus ini akan terus meningkat. Virus ini seperti gunung es,” jelasnya.
Dikatakan Suryadi bahwa jumlah petugas yang menangani kasus HIV/Aids di Puskesmas Sawah Besar ini hanya satu dokter dan dua staff penyuluhan.
“Kami petugas di sini juga melayani pasien umum, sehingga pekerjaan kami tumpang tindih dan terkadang waktu tidak cukup. Akibatnya penyuluhan mengenai bahaya virus HIV/Aids kurang maksimal di masyarakat,” katanya.
Dalam upaya menekan penyebaran virus ini, dia melakukan penyuluhan sebanyak enam kali dalam setahun, dan kegiatan itu dianggap masih kurang seiring tingginya potensi pemyebaran virus tersebut khusunya di kalangan remaja.
“Idealnya penyuluhan pencegahan, penanganan penyebaran virus ini di masyakat sebanyak 24 kali dalam setahun, baik itu di sekolah, Rt/Rw, komunitas ataupun di lembaga masyarakat,” jelasnya.
Oleh karena itu, diharapkan kedepannya Puskesmas memiliki minimal dua dokter dan empat staff yang khusus menangani kasus HIV/Aids untuk mempercepat penanganan guna menekan angka penderita virus tersebut.
“Harapnya dokter yang khusus penanganan virus ini ditambah. Kalaupun tiap Puskesmas hanya memiliki satu dokter khusus virus itu, kami harapkan petugas tersebut fokus penanganan virus ini dan tidak lagi melayani pasien umum lainnya,” harapnya.
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid