Jakarta, Aktual.Com-Hasil riset Lingkaran Survey Indonesia (LSI) Denny JA menyebut ada dua kendala besar yang menghalangi Ahok terpilih kembali sebagai gubernur DKI adalah putaran kedua pilkada dan proses pengadilan.
Karena rebound, kata riset tersebut trend dukungannya menaik kembali, Ahok bisa saja lolos di putaran kedua. Namun sentimen anti Ahok di kalangan mayoritas pemilih terlalu kuat untuk ia taklukan dalam waktu kurang dua bulan lagi.
Selanjutnya LSI Denny JA di putaran pertama sentimen anti Ahok ini kurang perkasa karena sentimen ini terpecah kepada dua kubu, yakni ke kubu Agus dan ke kubu Anies.
Tetapi sebut LSI Denn ya di putaran kedua, jika Ahok lolos, sentimen anti Ahok ini bersatu kembali melawan Ahok. Dan jumlah mereka, sentimen anti Ahok ini, masih mayoritas.
Dalam proses hukum, sambungĀ LSI Denny JA posisi Ahok sekarang bukan lagi tersangka, tapi sudah naik menjadi terdakwa. Untuk inkrah sampai keputusan hukum final di tingkat Mahkamah Agung, butuh waktu tahunan.
Dalam posisinya sebagai terdakwa sebut LSI Denny JA Ahok pun tak bisa menjabat gubernur. Ini merujuk pada pasal 83 UU Pemda, UU no 23 tahun 2014.
LSI Denny JA mengatakan seandainya Ahok, katakanlah dibantu oleh the Avengers seperti Spiderman, Iron Man plus dibantu pula oleh Superman dan Batman, mampu mengubah sentimen anti Ahok dalam waktu cepat agar menang pilkada, label terdakwa ini tetap membuatnya tak bisa menjabat gubernur lagi.
Demikianlah salah satu kesimpulan hasil penelitian/survei LSI yang dilakukan 3-8 Desember2016. Jumlah sampel 440 responden. Wawancara tatap muka menggunakan quesioner. Riset dilakukan dengan metode multi-stage random sampling. Margin of Error plus minus 4,8%.
Survei ini dibiayai dengan dana sendiri, dan dilengkapi pula dengan kualitatif riset (FDG/focusgroup discussion, media analisis, dan depth interview).
putaran kedua, baik Lawan Agus atau Anies? LSI Denny JA mencatat lima alasan.
Pertama, di putaran kedua, mayoritas pendukung Anies memilih Agus jika Anies gagal di putaran pertama. Sebaliknya mayoritas pendukung Agus memilih Anies jika Agus gagal di putaran pertama.
Pemilih Agus dan Anies relatif dari segmen yang sama. Mereka terpecah di putaran pertama. Namun mereka bersatu kembali di putaran kedua jika melawan pasangan
Ahok.
Jika Agus vs Ahok di putaran kedua, dari 100% pemilih Anies yang akan pindah ke Agus sebanyak 58,9%. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 9,5%. Jika Anies vs Ahok di putaran kedua, dari 100% pemilih Agus yang akan pindah ke Anies sebanyak 62,2 %. Mereka hanya pindah ke Ahok sebanyak 10,4%
Kedua, kantong pemilih yang besar lebih banyak pindah ke Agus atau ke Anies Jika di putaran kedua melawan Ahok. Yaitu: Pemilih Muslim (85% populasi), Pendidikan SMA ke bawah (80% populasi), Etnis Betawi dan Jawa (70% populasi), Gender (Laki 50%, Perempuan 50%), Penghasilan 3,5 juta sebulan ke bawah (65% populasi).
Misalnya, pemilih Muslim (85% total populasi) untuk Agus bertambah 13,90%. Di putaran kedua. Sementara untuk Ahok hanya bertambah 3,4%.
Pemilih pendidikan SMA ke bawah (80% populasi) bertambah 14,20% ke Agus, hanya bertambah 2,70% ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih laki-laki (50 populasi) dan perempuan (50% populasi ) bertambah 11,50% dan 13,60% ke Agus, hanya bertambah 2% dan 1,90% ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih Betawi dan Jawa (total 70% populasi) bertambah 17,20% – 13,00% Ke Agus, tapi hanya 3,30% – 1,90% ke Ahok di putaran kedua.
Pemilih penghasilan 3,5 juta ke
bawah (65% populasi) bertambah Mendukung Agus sebanyak 10,50%, bertambah ke Ahok
hanya 3,50% di putaran kedua
Simulasi pasangan Anies versus Ahok di putaran kedua, juga menghasilkan migrasi ke Anies yang jauh lebih besar ketimbang ke Ahok.
Ketiga, total pemilih yang tak ingin dipimpin Gubernur tersangka di atas 60%, tepatnya diangka 65%. Sentimen ini menyulitkan Ahok untuk menang di putaran kedua, siapapun lawannya.
Keempat, total pemilih yang menganggap Ahok menista agama di atas 60%, tepatnya 65.7%. Sentimen ini pula menyulitkan Ahok mendapatkan dukungan mayoritas di putaran kedua.
Kelima, total pemilih yang ingin gubernur baru di atas 60 persen. Trend yang menginginkan gubernur baru juga menaik dari waktu ke waktu.
Terlalu banyak kendala dalam opini publik yang harus ditaklukkan oleh Ahok di putaran kedua.
Artikel ini ditulis oleh:
Bawaan Situs

















