Moskow, Aktual.com – Rusia menuding Presiden Ukraina Petro Poroshenko sebagai dalang bentrokan angkatan laut di Laut Hitam, akhir pekan lalu.
Tudingan ini dilontarkan langsung oleh Presiden Rusia, Vladimir Putin. Ia bahkan menyebut Poroshenko telah memprovokasi bentrokan antara angkatan laut kedua negara hanya untuk meningkatkan popularitasnya sebelum pemilihan tahun depan.
“Tanpa keraguan itu provokasi,” kata Putin kepada forum keuangan di Moskow.
“Presiden itu berada di peringkat kelima dan karena itu harus melakukan sesuatu. Hal itu digunakan sebagai dalih untuk memberlakukan hukum darurat.”
Pemimpin Rusia itu berbicara setelah Moskow mengatakan pihaknya akan mengerahkan sistem peluru kendali permukaan-ke-udara S-400 yang canggih ke Krimea, kawasan Ukraina yang dicaplok Rusia pada tahun 2014, dan seorang wartawan Reuters melihat sebuah kapal perang Rusia yang dikerahkan berada dekat, sementara ketegangan dengan Ukraina meningkat.
Ukraina berhasil menggunakan episode itu untuk menjual sentimen anti-Rusia dan Barat siap untuk memaafkan para politisi Ukraina atas kekurangan mereka karena membeli narasi yang Kiev promosikan, kata Putin.
Episode itu membawa risiko terhadap pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putin di konferensi tingkat tinggi G20 di Argentina akhir pekan ini. Trump mengatakan pada Selasa ia mungkin membatalkan pertemuan tersebut karena insiden itu, tapi Putin mengatakan pada Rabu ia masih berharap bertemu Trump.
Sebagaimana diketahui, Rusia menahan tiga kapal AL Ukraina dan awaknya pada Minggu (25/11) lalu karena memasuki perairan Rusia secara ilegal.
Meskipun dibantah Ukraina, insiden ini setidaknya telah meningkatkan ketakutan di Barat akan konflik yang lebih luas antara kedua negara.
Sejak itu, Kiev memberlakukan darurat militer di beberapa bagian negara tersebut, dengan menyatakan pihaknya takut kemungkinan Rusia melancarkan invasi.
Beberapa sekutu Barat Ukraina telah mempertimbangkan kemungkinan untuk memberlakukan sanksi baru atas Rusia terkait insiden tersebut, yang dapat mengganggu ekonomi Rusia.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Teuku Wildan