Bahaya lontaran batu, pasir, kerikil, dan abu pekat diperkirakan melanda area di dalam radius enam km dari kawah.

Sedangkan bahaya lahar hujan akan mengikuti lembah sungai yang berhulu dari Gunung Agung bergantung pada debit air maupun volume material erupsi.

Relatif kecil Dengan skala erupsi pada saat ini (intermittent), maka potensi bahaya awan panas kemungkinannya masih relatif kecil karena selain pertumbuhan lava yang melambat untuk memenuhi isi kawah, juga kemungkinan lain yaitu untuk mendobrak kubah lava menjadi awan panas maka diperlukan tekanan cukup besar, sementara tekanan hingga saat ini belum menunjukkan pola peningkatan yang signifikan.

Oleh karena itu, Jonan menambahkan rekomendasi terkini terkait Gunung Agung adalah status masih “Awas” dengan radius daerah bahaya yang sebelumnya delapan km dari kawah dan perluasan secara sektoral hingga 10 km diturunkan menjadi enam km dari puncak.

“Status ‘Awas’ masih dipertahankan, mengingat saat ini Gunung Agung masih dalam fase erupsi dan berdampak pada pemukiman,” katanya.

Rekomendasi lainnya adalah kondisi Gunung Agung sangat dinamis maka sehubungan dengan status masih ‘Awas’ tersebut, maka semua pihak dihimbau untuk tetap menjaga kesiapsiagaan sehingga apabila terjadi perubahan yang cepat dapat diantisipasi dengan cepat pula.

Artikel ini ditulis oleh:

Andy Abdul Hamid