Karangasem, Aktual.com – Kepala Sub Bidang Mitigasi Pemantauan Gunung Api Wilayah Timur Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Devy Kamil mengaku hasil pengamatan citra satelit Gunung Agung telah diterimanya. Hanya saja, hasil citra satelit itu belum bisa dianalisa lantaran terhalang kabut.
”Kemarin itu yang terakhir memang berkabut. Artinya, kita belum bisa menganalisa lebih jauh,” kata Devy di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Selasa (3/10).
Hanya saja, dari sinyal yang tertangkap, proses mitigasi ke luarnya asap sulfatara ke permukaan masih terus berlangsung. Menurut Devy, titik hotspot asap sulfatara berada di timur laut permukaan kawah.
“Kalau di lihat secara tepatnya kita nggak bisa pastikan. Tapi, hotspot-hotspot ini berada di timur laut permukaan kawah dan asap teramati ke luar. Kita berharap kalau asapnya terus ke luar, maka tekanan di perut ini ke luar. Tapi ini tidak kelihatan apakah suplai lebih kecil dari keluaran atau sebaliknya,” katanya.
Kendati begitu, dari pengamatan citra satelit juga terpantau titik hotspot di beberapa sisi lainnya, hanya saja dengan intensitas lebih kecil titik hotspot yang terpantau di bagian timur laut.
“Dari citra satelit rata-rata ada di timur laut. Tapi di sisi lain ada, dengan intensitas lebih kecil. Kita nggak bisa begitu jelas hitungnya, karena dari atas itu kan tertutup asapnya ya. Yang kelihatan lebih dari tiga berdasarkan citra satelit,” demikian Devy.
Laporan: Bobby Andalan
Artikel ini ditulis oleh:
Andy Abdul Hamid