Wisatawan menikmati keindahan Pura Lempuyang, Karangasem, Bali, Selasa (3/10). Ditengah status awas gunung agung, wisatawan yang berkunjung ke kawasan Karangasem masih banyak peminatnya, Salah satu tujuannya adalah Pura Lempuyang yang menghadirkan pemandangan cantik juga sangat indah. Bahkan, Anda bisa melihat keindahan panorama Gunung Agung yang diselimuti awan. AKTUAL/Tino Oktaviano

Karangasem, Aktual.com – Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani menegaskan jika potensi Gunung Agung meletus masih tetap tinggi.

“Potensi letusan (Gunung Agung) masih terus terjadi. Untuk tren penurunan kita tetap harus mengacu pada data itu sendiri, kalau kita sudah dapat datanya,” ungkap Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali, Kamis (5/10).‎

‎Di sisi lain, deformasi atau penggembungan Gunung Agung hingga kini masih terjadi.‎ Bahkan, dari pengamatan melalui GPS (Global Position System) masih terjadi peningkatan yang cukup signifikan. “Penggembungan dari sisi deformasi masih tetap konsisten ada penggembungan. Dari pengamatan GPS ada peningkatan yang signifikan. Kosisten antara data deformasi dan data lainnya, juga data visual masih ada asap,” ungkapnya.

Menurutnya, hal itu menunjukkan manifestasi dari tingginya aktivitas Gunung Agung. Asap yang keluar dari kawah menunjukkan aktivitas magma yang terus mendesak ke permukaan. “aktivitas magma tentu akan mendesak ke arah atas, akan melepas gas vulkanik dan gas magmatik lainnya,” ujarnya.

Ia menjelaskan jika pergerakan magma akan mencari bidang terlemah dari perut Gunung Agung. ‎”Tentu ini akan melalui bidang yang lemah. Dari sisi deformasi akan mengalami penggembungan dan dari sisi kegempaan ini menimbulkan kegempaan vulkanik masih signifikan,” ‎papar Kasbani.

Soal rekahan, Kasbani menyebut masih tetap sama. ‎”Yang jelas di sana ada zona lemah yang dilalui oleh fluida magma. Ini ditunjukkan gempa dangkal yang cukup banyak. Tentu artinya, fluida masih bergerak dari kedalaman ke arah dangkal,” ucapnya.

“Gempa hari ini masih cukup tinggi. 12 jam terakhir 380-an. Gempa terasa sudah tidak terlalu terasa. Tidak ada penurunan, karena kita lebih melihat pada gempa vulkaniknya. Sedangkan gempa terasa itu, gempa tektonik lokal masih terjadi tapi tidak kita rasakan,” ‎tambah dia.

Kasbani mengaku belum menganalisa lebih lanjut apakah deformasi itu akan membuat letusan Gunung Agung nantinya mengarah ke samping atau tetap ke atas.‎ “Kami belum mengamati itu semua. Seandainya pun terjadi (letusan) masih melalui jalur terlemah di atas, karena kita belum menemukan tanda untuk terjdinya erupsi samping. Tentu kita tidak akan tahu kapan itu terjadi. Tapi tren terjadi erupsi masih sangat mungkin dan tren tidak terjadinya erupsi kita belum dapat,” tutup dia.
Laporan Bobby Andalan, Bali

Artikel ini ditulis oleh: