Manado, aktual.com – Status vulkanik Gunung Karangetang di Kabupaten Kepulauan Sitaro, Sulawesi Utara pascaerupsi pada Sabtu (2/2) lalu masih siaga (level III).
Petugas Pengamatan Gunung Api Karangetang Yudia Prama Tatipang dalam laporan aktivitas vulkanik pukul 06:00-12:00, Selasa (26/2) disebutkan, asap kawah bertekanan sedang teramati berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi 25 meter di atas puncak kawah. Selanjutnya, asap kawah dua terlihat putih tipis, tekanan gas lemah hingga sedang setinggi lebih kurang 25 meter. Teramati juga dari pos pengamatan gunung api asap guguran lava berwarna kecoklatan yang memanjang dan meluncur di lereng utara tubuh gunung api.
Gempa guguran terekam sebanyak 12 kali dengan amplitudo 5-6 milimeter selama 35-100 detik, embusan sebanyak lima kali dengan amplitudo 3-8 milimeter berdurasi 20-30 detik.
Selanjutnya, gempa vulkanik dangkal terekam satu kali dengan amplitudo dua milimeter selama satu detik dan tektonik lokal sebanyak satu kali dengan amplitudo 51 milimeter selama 25 detik.
Microtremor terekam dengan amplitudo 0,25 mm (dominan 0.25 mm.
PVMBG kemudian merekomendasikan masyarakat dan pengunjung/wisatawan agar tidak mendekati, tidak melakukan pendakian dan tidak beraktivitas di dalam zona bahaya yaitu radius 2,5 kilometer dari puncak kawah dua (kawah utara) dan kawah utama (selatan) serta area perluasan sektoral dari kawah dua ke arah barat-Bbrat laut sejauh tiga kilometer dan ke arah barat laut-utara sejauh empat kilometer.
Masyarakat di sekitar gunung api aktif setinggi 1.784 meter area barat laut-utara dari kawah dua di antaranya Kampung Niambangeng, Beba dan Batubulan agar dievakuasi ke tempat yang aman dari ancaman guguran lava atau awan panas guguran yaitu di luar zona bahaya.
Selanjutnya, masyarakat dianjurkan menyiapkan masker penutup hidung dan mulut untuk mengantisipasi potensi bahaya gangguan saluran pernapasan jika terjadi hujan abu.
PVMBG juga mengimbau masyarakat yang tinggal di sekitar bantaran sungai-sungai yang berhulu dari puncak Gunung Karangetang meningkatkan kesiapsiagaan dari potensi ancaman lahar hujan dan banjir bandang yang dapat mengalir hingga ke pantai.
Ant.
Artikel ini ditulis oleh:
Zaenal Arifin