“Jika curah hujan ekstrem, air masuk, padahal di bawah ada lapisan kedap air. Air masuk dan tertahan sehingga terjadi longsor,” katanya.

Ia mengatakan dari hasil analisis awal, di lokasi longsor tersebut, bebatuan di tempat itu mengalami pelapukan. Hal itu ditunjukkan dengan warna bebatuan yang sudah mulai memutih dan menguning.

Ia memberikan rekomendasi pada Pemerintah Kabupaten Nganjuk untuk lebih berhati-hati dan selalu meningkatkan kewaspadaan. Warga diharapkan melakukan aktivitas seminimal mungkin di areal yang terjadi tanah longsor itu.

“Kami berikan rekomendasi agar meningkatkan kewaspadaan dan aktivitas penduduk seminimal mungkin, sebab ada kemungkinan longsor juga,” katanya.

Musibah tanah longsor terjadi di Dusun Dlopo, Desa Kepel, Kecamatan Ngetos, Kabupaten Nganjuk, Minggu (9/4). Longsor sempat membendung sungai, menyebabkan terjadinya bendungan alam.

 

Ant.

Artikel ini ditulis oleh: