Gunung Agung

Karangasem, Aktual.com – Kepala Bidang Mitigasi Gunung Api Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Gede Suantika memaparkan, ‎hingga kini gempa vulkanik dangkal di Gunung Agung masih terus meningkat. Dalam sehari, jumlahnya mencapai ratusan.

“(Gempa) vulkanik dangkalnya meningkat. Sekarang masih 300-an. Artinya, gunung kritis, sudah siap meletus,” kata Suantika di Pos Pemantau Gunung Agung, Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Bali, Jumat (29/9).

Saat ini, kata dia, asap di kawah gunung dengan ketinggian 3.142 mdpl itu terus menebal. Jika hari sebelumnya terpantau ketebalan asap putih 50-100 meter, hari ini terpantau tingkat ketebalannya mencapai 200 meter.‎ “Asapnya itu awalnya, tipis sekarang makin tebal,” papar dia.

‎Hanya saja, Suantika menuturkan warna asap tersebut masih berwarna putih seperti kapas belum berubah menjadi hitam keabu-abuan. “Kalau sudah berubah begitu (hitam keabu-abuan), itu tandanya dia makin mau meletus, makin dekat ke erupsi,” ujarnya.

Saat ini, Suantika melanjutkan, uap air di kawah Gunung Agung semakin terpanaskan. “Uap airnya makin banyak yang terpanaskan. Inflasi jalan terus, deformasi naik terus, tekanan masih berlanjut, tapi belum rilis ke permukaan,” jelas dia.

Saat ini aktivitas kegempaan Gunung Agung masih seimbang antara gempa dangkal dan gempa dalam. Bahkan, dalam beberapa perekaman gempa dalam masih mendominasi. Dari laporan Badan Metereologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), kedalaman gempa terus meningkat. Jika biasanya berada pada kedalaman 10 kilometer, kini semakin dangkal menjadi 5 hingga 4 kilometer. “Kedalaman gempa itu menunjukkan titik gempa, titik magma-nya. Di situlah magma berada. Kalau dia menekan, maka terjadi gempa. Dia merekah, ke bawah berarti kan,” ungkap Suantika.

Sementara jika akan erupsi, aktivitas gempa dalamnya akan menurun dan gempa dangkal yang akan mendominasi. “Kalau sudah begitu, erupsi dia. Artinya (magma) makin naik. Sekarang prosesnya masih seimbang antara gempa dalam dan gempa dangkal. Bahkan masih dominan gempa dalam,” beber dia.‎

(Laporan Bobby Andalan, Bali)

Artikel ini ditulis oleh:

Arbie Marwan