Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani
Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Kasbani

Karangasem, Aktual.com – Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) ‎baru-baru ini melakukan pengukuran gas di Gunung Batur yang terletak di Kabupaten Bangli, Bali. Padahal, yang tengah kritis saat ini adalah Gunung Agung. Ada apa gerangan? Kepala PVMBG, Kasbani mengakui jika institusinya mengukur kadar dan kandungan gas di Gunung Batur.

Namun, katanya, hal itu dilakukan hanya pemantauan belaka di gunung api Batur. “Sebenarnya hanya pengukuran biasa saja di Gunung Batur, untuk memantau di sana,” kata Kasbani di Pos Pengamatan Gunung Api Agung di Desa Rendang, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Rabu (11/10).

Dari pengukuran itu didapati data jika belum ada aktivitas berarti di Gunung Batur. ‎”Di Gunung Batur belum ada peningkatan aktivitas,” tegasnya.

Sementara itu, untuk pengukuran gas di Gunung Agung belum mendapatkan hasil. Dua hari lalu PVMBG mencoba mengukur gas gunung setinggi 3.142 mdpl itu di Pos Pengamatan Gunung Api Agung yang berjarak 12 kilometer dari puncak kawah.‎ Sayang, PVMBG belum mendapatkan hasil apapun dari pengukuran dengan jarak terlalu jauh tersebut.

“Gas sudah kita lakukan dengan jarak yang luasnya 12 kilometer ya. Dari jarak itu memang belum tereteksi adanya gas. Mungkin masih di bawah perut Gunung Agung karena belum terdeteksi,” paparnya.

Pengukuran gas Gunung Agung, Kasbani melanjutkan, mestinya dilakukan di dekat kawah gunung.

“Tapi untuk sementara kita tidak bisa mendekat ke kawah. Sementara untuk alat-alat lain sudah berjalan seperti biasa, seperti seismik kita juga sudah ada beberapa, jumlahnya ada sembilan. Ada yang didekat puncak, ada yang di tubuh gunung dan berada di luar,” urainya.

‎”Semua itu untuk menguatkan atau mengonfirmasikan data-data yang telah ada. Pengukuran untuk mengetahui kandungan gas dari Gunung Agung. Untuk mengetahui aktivitas magmatik sudah seperti apa. Tapi dari data-data lain seperti kegempaan, kemudian deformasi semua mengindikasikan hal sama, konsisten, bahwa ada dorongan yang kuat dari bawah, dari fluida magmatik itu,” demikian Kasbani.

(Reporter: Bobby Andalan)

Artikel ini ditulis oleh:

Eka