Jakarta, aktual.com – Qatar dan Mesir mengutuk pembunuhan aktivis hak azasi manusia (HAM) berkewarganegaraan Amerika Serikat dan Turki, Aysenur Ezgi Eygi, pada Jumat (6/9) oleh pasukan Israel di Tepi Barat bagian utara yang diduduki.

Kementerian Luar Negeri Qatar melalui pernyataan yang dikutip pada Sabtu mengatakan kejahatan keji terhadap Eygi sejalan dengan serangkaian kejahatan brutal pendudukan Israel yang berulang kali dilakukan terhadap para perjuangan Palestina dan hak asasi manusia.

“Diamnya masyarakat internasional dalam menghadapi pelanggaran-pelanggaran mengerikan ini merupakan insentif baru bagi pendudukan (Israel) untuk melakukan lebih banyak kekejaman,” kata Kementerian Luar Negeri Qatar.

Pesan senada juga disampaikan Kementerian Luar Negeri Mesir pada keterangan terpisah. Menurut Kemlu Mesir, pembunuhan tersebut adalah contoh baru pelanggaran harian Israel terhadap warga sipil Palestina dan aktivis solidaritas.

Mereka menyampaikan belasungkawa kepada pemerintah Turki dan masyarakat atas meninggalnya Eygi.

Mesir juga mengecam bahwa masyarakat internasional tengah menghadapi dilema moral yang belum pernah terjadi sebelumnya akibat kekejaman yang dilakukan terhadap warga sipil di wilayah Palestina yang diduduki.

Sementara itu, PBB telah menuntut investigasi menyeluruh dan pertanggungjawaban atas pembunuhan Eygi saat dirinya protes terhadap permukiman ilegal Israel di kota Beita.

Direktur Rumah Sakit Rafidia di Nablus, Fouad Nafaa, mengatakan kepada Anadolu bahwa Eygi tiba di rumah sakit tersebut dengan luka tembak di kepala. Dia meninggal meskipun tim medis berupaya keras menyelamatkan jiwanya.

Para saksi mata melaporkan bahwa tentara Israel menembaki sekelompok warga Palestina yang ikut serta dalam demonstrasi mengecam pemukiman ilegal di Gunung Sbeih di Beita yang terletak di selatan Nablus

Kantor berita resmi Palestina WAFA mengonfirmasi bahwa korban yang lahir di kota Antalya, Turki, pada 1998 merupakan seorang sukarelawan kampanye Fazaa – sebuah inisiatif yang bertujuan mendukung dan melindungi petani Palestina dari pelanggaran yang dilakukan para pemukim ilegal Israel dan militer.

Warga Beita menggelar protes setelah salat Jumat berjamaah untuk menentang pemukiman ilegal Israel di Avitar yang terletak di puncak Gunung Sbeih. Masyarakat menuntut pemukiman tersebut dibongkar karena melanggar hak atas tanah mereka.

Artikel ini ditulis oleh:

Rizky Zulkarnain