Jakarta, Aktual.com – Bertepatan 41 tahun hubungan diplomatik Republik Indonesia dengan negara Qatar, Emir Qatar Syekh Tamim bin Hamad Al Thani mengunjungi Indonesia untuk meningkatkan hubungan bisnis dengan Indonesia.
Kunjungan Emir Al Thani beserta delegasi bisnisnya, disambut Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa barat. Jokowi mengaku telah melakukan pembicaraan dengan Emir Al Thani untuk kerjasama sektor infrastruktur dan pariwisata.
“Kunjungan Emir Al Thani juga disertai dengan delegasi bisnis yang sangat besar dan Paduka Yang Mulia Emir Al Thani dan saya tadi telah membahas upaya memperkuat kerja sama di bidang infrastruktur dan tourism,” tutur Presiden Jokowi saat menyampaikan keterangan dalam jumpa pers bersama,” Rabu (18/10).
Lebih lanjut, Presiden Jokowi menyampaikan bahwa pemerintah Republik Indonesia dan Qatar telah bersepakat untuk menindaklanjuti hal-hal yang telah dibicarakan sebelumnya dalam pertemuan bilateral.
“Indonesia akan terus mengajak Qatar untuk berinvestasi, mengundang Qatar untuk menginvestasikannya di Indonesia. Dan kerja sama investasi yang tengah berjalan termasuk proyek Nitrus Power di PT Paiton Energy senilai 1,3 miliar US dollar dan dengan PT Pembangkit Jawa Bali membangun PLTGU Sumbagut senilai 1 miliar US dollar,” tambah Presiden Jokowi.
Soal warga negara Indonesia, Presiden Jokowi juga menyampaikan bahwa ada sekitar 30 ribu orang yang turut berkontribusi bagi pembangunan di Qatar. Ia juga menambahkan bahwa kedua negara telah sepakat memperkuat kerja sama dan menjaga persatuan umat guna menghadapi berbagai tantangan yang ada secara bersama sama.
“Seperti yang telah kita saksikan penandatanganan 5 nota kesepahaman di bidang pembentukan sidang komisi bersama, transportasi udara, pendidikan, pemuda dan olahraga serta kesehatan,” pungkas Presiden akhiri pernyataannya.
Turut mendampingi Presiden Jokowi dalam agenda tersebut diantaranya, Menko Perekonomian Darmin Nasution, Menko PMK Puan Maharani, Sekretaris Kabinet Pramono Anung, Menlu Retno LP Marsudi, Mendag Engartiasto Lukita, Menkes Nila Moeloek, Menhub Budi Karya, dan Kepala BKPM Thomas Lembong.
Sebagaimana diketahui, saat ini negara Qatar sedang diembargo secara politik dan ekonomi oleh beberapa negara arab dengan tuduhan bahwa negara Qatar melindungi gerakan teroris.
Pemboikotan yang berlangsung sejak awal Juli ini dipelopori oleh Arab Saudi yang kemudian diikuti negara Amerika Serikat (AS) dan beberapa negara arab yakni Mesir, Uni Emirat Arab (UEA) dan Bahrain.
Disinyalir sikap politik Arab Saudi tersebut akibat termakan hasutan dan intervensi AS. Sebab, pada pertengahan Mei, atau sekitar sebulan sebelum terjadi embargo terhadap Qatar, Arab Saudi menerima kunjungan Presiden AS, Donald Trump.
Adapun negara Qatar sendiri merupakan negara dengan perekonomian yang cukup kuat, sehingga dengan adanya embargo oleh beberapa negara arab, Qatar berupaya melakukan ekspansi untuk mempertahankan perekonomian negara itu.
Dalam hal ini Qatar melihat Indonesia memiliki posisi strategis untuk ditingkatkan hubungan bilateral pada sektor bisnis.
Dadangsah Dapunta
Artikel ini ditulis oleh: