Jakarta, Aktual.com — Politisi senior Rachmawati Soekarnoputri khawatir penyerangan terhadap Markas Polisi Sektor Sinak, Puncak Jaya, Papua, akan berlanjut. Apalagi, peristiwa yang dilakukan sekelompok orang tersebut terjadi saat isu perpanjangan PT Freeport Indonesia mencuat.
Sekelompok orang bersenjata menyerang Mapolsek Sinak pada Minggu (27/12) kemarin. Akibat penyerangan itu, tiga anggota polisi tewas. Mereka adalah Briptu Ridho, Bripda Arman, dan Bripda Ilham.
Menurut Rachma, kejadian penyerangan Mapolsek Sinak bisa menjadikan Papua lepas dari Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Indikasinya bisa dilihat dari ‘perebutan’ tambang emas Freeport dan tiadanya keadilan sosial bagi rakyat Papua.
Khusus keadilan sosial ini bahkan tidak hanya terjadi di Papua, melainkan juga daerah-daerah lain yang memiliki sumber kekayaan alam melimpah tetapi tidak bisa menikmatinya, dari Sabang sampai Merauke.
“Belajar dari sejarah lepasnya Timtim merupakan kegagalan mempertahankan NKRI,” tegas Rachma, kepada wartawan, Senin (28/12).
Indikasi lainnya, amandemen UUD 1945 dan menjadikannya sebagai konstitusi berhaluan liberal-kapitalis. Amandemen yang disebutnya mengancam NKRI menjadi negara feodal.
“Mengutip Kwik Kian Gie, Indonesia bisa menjadi negara bagian ke-51 Amerika Serikat jika terus jadi subordinat negara imperialis tersebut,” tutup Rachma.
Artikel ini ditulis oleh: