Jakarta, Aktual.com — Politisi senior Rachmawati Soekarnoputri menyebut pembangunan bangsa dibawah pemerintahan Joko Widodo – Jusuf Kalla sebagai hal yang sangat tragis. Sebab negara dibangun dengan menggantungkan kepada para negara pendonor dan bank kreditur.
Selain itu juga dibangun dari ‘belas kasih’ para pelaku tindak pidana korupsi, khususnya para pengemplang pajak atau buronan yang disebutnya sebagai obligator hitam.
Rachma, sapaannya, mengutip pernyataan mantan Kepala Badan Intelijen Negara (Ka BIN) Jenderal (Purn) AM Hendropriyono dalam acara Indonesia Lawyer Club (ILC). Bahwa pemerintah saat ini tengah mencari uang dari hutang dan pengampunan pajak.
“Sangat tragis membangun negeri dgn ketergantungan. Tergantung para negara donor dan bank kreditur. (2) Tergantung ‘belas kasih’ para koruptor pengemplang pajak sep buron obligor hitam,” jelasnya sebagaimana dikutip dari akun twitter pribadinya @rsoekarnoputri, Jumat (20/5).
Apa yang dilakukan pemerintah tersebut, menurutnya sangat jelas dan terang benderang bahwa Presiden Jokowi telah melakukan kebohongan. Sebab sejak awal Jokowi menekankan akan menjalankan pemerintahannya dengan konsep Bung Karno, yakni Trisakti.
“Sadarkah rakyat bhw kt sdh jd bangsa pengemis dan negara dgn prdikat STATE CRIME,” ucapnya.
Ditambahkan Rachma, hidup dari belas kasih para buronan koruptor sangat melenceng dari konsep Trisakti Bung Karno. Yang ada, masih mengutip dari kata-kata Bung Karno, rakyat akan dihantui ‘menjadi bangsa kuli’ karena ke depan rakyat Indonesia akan kerja rodi untuk membayar hutang.
Ia lantas menyinggung pernyataan Menteri Keuangan Bambang Brodjonegoro yang mengatakan bahwa hutang luar negeri pemerintah Indonesia sebesar USD316 miliar masih aman.
“Tdk punya akal sehat, sebaik2nya namanya hutang tetap mencekik leher. Rezim penguasa menyerahkan diri kekekuasaan asing, menjadi bangsa terjajah!,” demikian Rachma.
Artikel ini ditulis oleh: