Jakarta, Aktual.co — Tremor (atau kehilangan kendali otot), air liur berlebihan, rasa sakit yang sangat perih, hingga kesulitan bernafas merupakan efek dari sengatan laba-laba jenis Brazilian Wandering Spider.
Laba-laba itu berasal dari Brasil dari spesies ‘Phoneutria Nigriventer’ atau juga dikenal sebagai laba-laba tentara yang hidup di wilayah tropis. Jika, tidak segera diatasi dengan penangkal antiracun, sengatannya dapat mengakibatkan kematian lantaran kekurangan oksigen.
Mengerikan bukan? Memang, namun dalam sejumlah kasus, racun dari arakhnida ini dapat menyebabkan gejala yang tak terduga lainnya. Gejala yang terbilang menguntungkan bagi para pria untuk jadi “raja” dalam momen bercinta.
Berdasarkan hasil penelitian yang dipublikasikan oleh ‘Journal of Sexual Medicine’, sengatan laba-laba jenis ini ternyata berpotensi membuat pria tetap “ereksi” selama berjam-jam.
Dalam riset tersebut, ilmuwan mengungkapkan adanya kandungan zat PnTx2-6, yakni bahan aktif dalam racun laba-laba yang dikenal dengan nama lain, “laba-laba pisang” tersebut. Zat aktif tersebut disinyalir menyebabkan priapism, yakni sebuah kondisi di mana darah terjebak di penis, yang menyebabkan ereksi panjang.
Dan kini, para ilmuwan tengah berupaya menciptakan “viagra baru” dengan memanfaatkan PnTx2-6 dari racun laba-laba tersebut.
Untuk mengetahui bagaimana PnTx2-6 melakukan hal ini, Gwen Pearson dari Wired melaporkan bahwa para peneliti menggunakan penis tikus dan menghubungkannya ke sebuah stimulator listrik.
Para ilmuwan dari University of Wisconsin kemudian mengukur kontraksi otot-otot di jaringan. Tes terpisah yang dilakukan pada tikus ini menunjukkan racun meningkatkan kinerja dengan meningkatkan pelepasan oksida nitrat, zat kimia yang melebarkan pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah.
Mereka menemukan, bahwa tidak hanya melakukan pekerjaan racun, zat aktif tersebut juga memiliki efek samping yang lebih sedikit dibandingkan dengan obat disfungsi ereksi yang ada, seperti viagra.
Menelisik kembali hasil penelitian di tahun 2011 lalu, Dr Kania Nunes, Fisiolog dari Medical College of Georgia pun mengungkapkan hal serupa.
“Racun dari Phoneutria nigriventer sangatlah kaya akan beragam campuran molekul. Molekul ini disebut toksin, dan kami sudah meneliti beragam toksin dalam racun ini dengan beragam aktivitas. Oleh karena itu pula, ketika manusia digigit laba-laba, kami dapat meneliti bermacam gejala termasuk priapism, sebuah kondisi di mana penis bisa terus-menerus ereksi,” katanya, demikian dilansir dari laman DailyMail, Selasa (17/2)
Efek tersengat laba-laba ini, lanjut Nunes, tak hanya bisa mengatasi disfungsi seksual pria, tapi juga wanita.
“Tetapi, efek-efek yang tidak biasa juga dapat digunakan untuk mengatasi disfungsi seksual baik pada pria maupun wanita,” imbuh Nunes.
Dalam risetnya, Nunes berhasil memisahkan senyawa penyebab ereksi dari racun. Toksin peptida yang disebut PnTx2-6 itu kemudian diberikan kepada tikus di laboratorium. Hewan pengerat ini sebelumnya telah dikondisikan mengalami hipertensi atau tekanan darah tinggi. Pemberian “viagra baru” ini membuat tikus ternyata dapat membuat tikus ereksi dengan normal.
Menurut Nunes, setelah menyelidiki racun lebih lanjut, ia dan timnya mendapati cara kerja racun laba-laba dalam membuat ereksi berbeda dengan cara kerja obat disfungsi ereksi yang saat ini sudah ada.
“Boleh dibilang kabar baik karena beberapa pasien tidak berhasil ditangani dengan terapi yang ada sekarang, racun ini bisa menjadi pilihan lain untuk mereka,” kata Nunes.
Hal serupa juga dikemukakan oleh Pearson, bahwa manfaat dari toksin peptida atau PnTx2-6 itu juga sangat mungkin dapat dirasakan oleh manusia khususnya para pria di masa mendatang. Meski masih harus melakukan beberapa penelitian dan pembuktian lebih lanjut. (Laporan: Zee Shie)
Artikel ini ditulis oleh:














