Jakarta, Aktual.com – Pemerhati pendidikan dari Sekolah Global Sevilla Robertus Budi Setiono mengatakan radikalisme di sekolah dapat dicegah mulai dari perekrutan guru.
“Perekrutan guru harus benar-benar selektif. Jangan sampai sekolah merekrut guru yang menganut paham radikal, karena paham tersebut dengan mudah bisa ditularkan ke siswa,” ujar Robert di Jakarta, Minggu (3/6).
Dia menambahkan pencegahan paham radikal pada anak, tidak hanya di sekolah, namun juga di rumah. Orang tua harus benar-benar memperhatikan lingkungan anak, karena sangat berpengaruh pada pemikiran anak.
Robert menjelaskan meski di sekolah sudah ditanamkan nilai-nilai Pancasila, namun di rumah orang tua memiliki pandangan yang berbeda.
“Hal ini yang membuat anak bimbang dan kemudian mencari jawabannya. Tentunya ini sangat berbahaya, jika mendapat jawaban yang tidak sesuai dengan nilai-nilai Pancasila,” kata dia.
Dalam menanamkan nilai-nilai Pancasila, katanya, harus diajarkan melalui dua arah yang mana lebih banyak praktik dibandingkan teori.
Robert yang juga Direktur Global Sevilla itu memberi contoh salah satu penerapan Pancasila yang diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini, yaitu perayaan hari-hari besar keagamaan. Seperti buka puasa bersama, Lebaran, dan Natal.
“Anak-anak dari berbagai suku, agama, dan ras berbaur jadi satu. Saat bukber atau Lebaran, anak-anak serta ortu nonMuslim ikut menyiapkan kebutuhan acara. Sebaliknya saat Natal, yang Muslim ikutan sibuk,” katanya.
Melalui kegiatan tersebut, secara tidak langsung anak-anak diajarkan nilai-nilai yang terkandung di dalam Pancasila.