Jakarta, Aktual.com – Komisi III DPR menggelar Rapat Kerja dengan Kepala Kepolisian RI Jenderal Tito Karnavian di Gedung DPR, Senayan, Jakarta, Senin (5/12).
Rapat tersebut membahas soal unjuk rasa terkait kasus penistaan agama yang berlangsung pada tanggal 4 November dan 2 Desember 2016 lalu. Juga terkait makar.
“Yang paling fokus adalah cara-cara Polri yang terkesan represif, terutama terkait yang mengundang reaksi publik, terutama penangkapan aktivis sebelum salat Jumat,” ujar Ketua Komisi III Bambang Soesatyo di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (5/12).
Politisi Partai Golkar ini mengatakan cara represif kepolisian tersebut jadi mengingatkan orang kepada cara-cara yang dilakukan oleh pemerintahan Orde Baru.
“Sementara pemerintahan ini lahir dari reformasi dan harusnya cara-cara penangkapan itu dihindari,” kata dia.
Menurut Bambang, masih banyak cara elegan yang tidak melanggar kesepakatan demokrasi yang bisa menjadi pilihan Kepolisian. Bambang menilai apa yang dilakukan para tersangka makar baru sebatas perkataan, bukan perbuatan.
“Pertama apakah gerakan itu didukung materi yang kuat, oleh materi dan militer yang kuat? Kalau menghasut, kampanye juga menghasut. Jangan pilih dia, pilih saya. Menurut saya itu menghasut juga,” pungkasnya. (Nailin In Saroh)
Artikel ini ditulis oleh: