Pekerja menata tabung gas elpiji 3 kilogram di Depot and Filling Station LPG Pertamina Plumpang, Jakarta, Selasa (3/11). Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM I Gusti Nyoman Wiratmaja Puja berharap sekitar 20 persen konsumen gas elpiji bersubsidi tiga kilogram dapat beralih ke elpiji 5,5 kilogram nonsubsidi agar subsidi dapat dialihkan ke infrastruktur, kesehatan, dan lainnya. ANTARA FOTO/Hafidz Mubarak A./pd/15

Jakarta, Aktual.com-Rakyat dibawah garis kemiskinan dituntut beradaptasi dengan cepat untuk menyesuaikan diri dengan skema baru mekanisme subsidi LPG 3 Kg secara tertutup. Mekanisme secara e-money atau tanpa uang tunai ini akan diberlakukan pada 2017.

Komisi VII DPR RI, Dito Ganinduto menyampaikan kebijakan ini telah mendapat persetujuan antara pihak pemerintah dan DPR. Dalam RAPBN 2017, mereka telah menganggarkan dana subsidi sebesar Rp20 triliun.

“Subsidi telah disetujui Rp20 triliun. Saat ini masih tahap ujicoba di Tarakan, dan juga masih verifikasi masyarakat miskin dan usaha mikro yang akan menerima subsidi. Kedepan akan diterapkan subsidi tertutup secara nasional,” kata Dito di Gedung Dewan Pers, Kebun Sirih Jakarta, Minggu (16/10)

Sementara Direktur Eksekutif Refor Miner Institute, Komaidi Notonegoro mendukung kebijakan subsidi tertutup yang dilakukan oleh pemerintah, menurutnya dengan metode ini akan meminimalisir penyimpangan yang berujung pada kebocoran anggaran subsidi.

Hanya saja Komaidi mengkhawatirkan aspek data yang digunakan perintah, masih terjadi kesimpangsiuran dalam hal kategori penetapan masyarakat miskin yang berhak mendapat subsidi tersebut.

“Pada prinsipnya subsidi tertutup jauh lebih memungkinkan untuk dapat dikontrol supaya tepat sasaran, namun pemerintah harus menggunakan data yang valid dalam menentukan masyarakat miskin yang berhak atas subsidi itu,” pungkasnya.

*Dadang Sah

Artikel ini ditulis oleh:

Dadangsah Dapunta