Jakarta, Aktual.co — Presiden Omer Hassan Al-Bashir dan lebih dari 13 juta warga Sudan memberikan suara pada Senin (13/4), dalam pemilihan umum pertama di Republik Sudan setelah Sudan Selatan memisahkan diri dan menjadi negara merdeka.
Presiden Al-Bashir memberikan suara di tempat pemungutan suara di sekolah St. Francis’ School di Khartoum, ibu kota Sudan, sekitar pukul 11.00 waktu setempat bersama ratusan warga Sudan pemilik hak pilih.
Beberapa pejabat Sudan, seperti, mantan Wakil Presiden Alhaj Adam, Menteri Pertahanan Abdelraheem Mohamed Hesain, Wakil Ketua Partai Kongres Nasional (NCP) juga memberikan suara.
“Saya memberikan suara dalam pemilihan penting ini dan berharap Sudan memiliki pemimpin layak,” kata Hudail Awud, mahasiswa, yang baru keluar dari tempat pemungutan suara.
Menurut dia, pemilihan merupakan cara beradab untuk memilih pemimpin dan rakyat mengetahui program-program yang mereka tawarkan.
Komisi Pemilihan Nasional (NEC) Sudan mengumumkan bahwa sebanyak 44 partai politik ikut pemilihan dan pemilih yang berhak memberikan suara tercatat sebanyak 13.642.000.
Sebanyak 16 tokoh termasuk presiden petahanan Al-Bashit mencalokan diri dalam pemilihan presiden.
Sudan juga akan menyelenggarakan pemilihan parlemen dan pemilihan di tingkat negara bagian. Hasil pemilihan akan diumumkan pada 27 April nanti.
Pemilihan yang paling akhir diadakan Sudan, negara di Afrika Utara, pada 2010. NEC mengatakan sekitar 1 juta dari 13 juta lebih merupakan pemilih yang sering berpindah-pindah.
Sudan yang berpenduduk 35 juta jiwa terpecah menjadi dua negara yakni Sudan dan Sudan Selatan. Sebelum referendum 2011 yang memisahkan Sudan menjadi dua bagian, Sudan merupakan negara terluas di Afrika dan di daerah Arab. Sudan Selatan memilih untuk berpisah dari utara pada 2011, menyusul perjanjian perdamaian pada 2005 yang mengakhiri puluhan tahun perang saudara.
Artikel ini ditulis oleh:

















