Jakarta, Aktual.com — Menempuh perjalanan satu jam penuh, Ramadhan Pohan dan rombongan akhirnya tiba di Kelurahan Labuhan, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Kamis (10/9).

Ramadhan Pohan disambut riuh warga kampung yang mayoritas merupakan keluarga nelayan. Seorang ibu bahkan langsung mencium kening dan menggandeng tangan Ramadhan Pohan menuju sebuah lokasi pengupasan kulit udang yang berada persis di tepian Sungai Deli.

Kesibukan ibu-ibu pengupas kulit udang tampak tak terganggu. Pasalnya, Ramadhan juga ikut mengupas kulit udang sembari menyimak ‘curhatan’ ibu-ibu pengupas udang.

“Kami ini istri nelayan. Daripada tidak ada kegiatan, ya lebih baik mengupasi kulit udang. Dari pagi hingga sore, kami mengupas kulit udang,” ujar seorang Ibu, Asni kepada Ramadhan.

Asni menuturkan, sebagai istri seorang nelayan, dirinya ingin membantu suami memenuhi kebutuhan keluarga. Yakni, dengan bekerja sebagai pengupas kulit udang.

Disebutkan, per setiap kilogram udang yang dikupas, para pekerja mendapatkan upah Rp5.000. Dimana, dalam sehari rata-rata para pekerja mengupas kulit udang sebanyak 3 kilogram, atau jika dinominalkan sehari, upah setiap pekerja mendapatkan upah Rp15.000.

“Udang ini milik pengusaha. Ini udang batu, ukurannya kecil-kecil. Nantinya udang ini akan diolah menjadi bahan-bahan makanan. Uang hasil mengupas kulit udang ini untuk sekolah anak kami,” tutur Asni.

Tak mau menyia-nyiakan kesempatan bertemu dengan calon walikota Medan itu. Ibu-ibu pengupas kulit udang itu juga menceritakan susahnya mendapatkan bantuan dari pemerintah.

Mereka mengaku, sejak 3 tahun terakhir sudah tak mendapatkan bantuan seperti Raskin ataupun BLT. Tak hanya itu, mayoritas ibu-ibu juga mengaku tidak sanggup mendaftarkan diri ke program BPJS.

“Sebagian besar keluarga nelayan disini tidak mendapat Raskin dan BLT dari pemerintah. Untuk mendaftar ke BPJS saja kami tidak mampu. Ikan sekarang susah didapat, penghasilan nelayan juga kecil,” keluh Asni.

Merespon keluhan itu, Ramadhan Pohan menyayangkan kondisi yang dialami keluarga nelayan. Menurut Ramadhan, seharusnya warga yang ekonominya rendah berhak mendapatkan bantuan dari pemerintah.

“Kalau warga yang ekonominya rendah tidak memperoleh Raskin dan BLT dari pemerintah pusat, berarti harusnya dapat bantuan dari pemerintah Kota. Tapi sayangnya, warga disini tidak mendapatkan bantuan,” kata Ramadhan.

Menurut Ramadhan, warga miskin yang tidak mendapatkan bantuan bisa saja dikarenakan proses pendataan yang kurang baik.

“Kita data dengan baik dulu penduduk yang berhak menerima bantuan dari pemerintah. Lalu kita tentukan warga mana saja yang berhak menerima bantuan. Ini tanggungjawab pemerintah untuk mensejahterakan warganya,” tandas Ramadhan.

Berdasarkan pantauan, usai mengupas kulit udang dan terlibat perbincangan serius dengan para ibu-ibu, Ramadhan kemudian dibawa menyusuri sungai Deli dengan perahu tradisional. Warga juga menunjukkan sampah yang selama ini menumpuk di pinggiran sungai.

Tak hanya itu, Ramadhan juga tampak ikut membakar ikan segar bersama warga di kelurahan itu.

Artikel ini ditulis oleh: