Jakarta, Aktual.com – Pelatih sementara Ralf Rangnick menegaskan ketidakjelasan siapa manajer permanen Manchester United berikutnya bukan alasan atas penampilan buruk timnya yang kalah 0-1 dari Everton Sabtu (9/4) malam.

Pelatih sementara asal Jerman yang tak lagi melatih tim sejak RB Leipzig pada 2018-2019, menggantikan Ole Gunnar Solskjaer pada November menjelang peran konsultansinya selama dua tahun dalam klub ini mulai musim depan.

Namun dia tak mampu membangunkan United dari tidur nyenyaknya. Rangnick hanya memenangkan delapan dari 17 pertandingan Liga Premier pertamanya sebagai bos United. Ini adalah persentase kemenangan terendah (47 persen) dibandingkan dengan manajer-manajer MU mana pun.

Belum jelas benar siapa manajer permanen United berikutnya, setelah klub ini menandaskan belum ada keputusan yang dibuat meskipun media Inggris melaporkan pelatih Ajax Amsterdam Erik ten Hag tengah dalam proses direkrut.

“Saya tidak melihat ada hubungan antara ini (pencarian manajer baru) dan penampilan hari ini, dan saya tidak akan membiarkan siapa pun menjadikan ini alibi atau alasan,” kata Rangnick kepada wartawan seperti dikutip Reuters.

“Tak masalah jika manajer baru diumumkan dalam lima, 15 atau 20 hari, para pemain harus bersemangat bermain dalam Liga Champions, tetapi selama kami bermain seperti hari ini, mereka tidak pantas mendapatkannya.”

“Setiap kali kami mencetak gol pertama, kami memiliki kepercayaan diri untuk memenangkan pertandingan, tetapi ketika kami kebobolan lebih dulu, kami agak kehilangan arah. Jika Anda tidak mencetak gol melawan tim yang kebobolan tiga kali melawan Burnley pada pertengahan pekan, maka Anda tiak pantas mendapatkan apa pun.”

United mengawali laga melawan Everton dengan baik, tetapi setelah tertinggal gol Anthony Gordon, tim Rangnick tidak terlihat benar-benar bangkit.

Berada pada urutan ketujuh, United kini di ambang menyelesaikan musim terburuknya sejak 1991 mengingat rata-rata poin yang mereka peroleh per pertandingan, tetapi Rangnick menegaskan ada keinginan untuk mencoba mengubah banyak hal.

“Anda bisa melihat mereka (pemain United) ingin memenangkan pertandingan, tetapi setelah kebobolan, kami kehilangan kepercayaan diri,” tambah Rangnick.

“Kami ingin bermain lebih agresif daripada sebelumnya. Kami harus lebih bersemangat memenangkan bola kedua dan mempertahankannya tapi kami tidak melakukannya. Itu yang menjadi masalah kami saat ini.”

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
As'ad Syamsul Abidin