Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memberikan pandangannya saat rapat paripurna DPR di gedung, Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (4/9/2018). Menkeu menegaskan krisis di sejumlah negara berkembang berpengaruh terhadap perekonomian negara sekawasan lainnya, termasuk Indonesia. Hal ini diungkapkan untuk menanggapi sejumlah anggota dewan yang menilai pemerintah tidak jujur karena menyalahkan krisis di negara lain dalam menyikapi gejolak perekonomian dalam negeri. AKTUAL/Tino Oktaviano

Jakarta, Aktual.com – Andil dari investasi masih akan menjadi pendorong yang dominan bagi Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen – 5,6 persen pada 2020, sehingga perbaikan kebijakan publik seperti reformasi struktural dan pembangunan infrastruktur akan terus masif dilakukan, kata Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.

Sri Mulyani, dalam Rapat Komisi XI DPR terkait pembicaraan pendahuluan RAPBN 2020 di Jakarta, Kamis (13/6), mengatakan upaya meningkatkan investasi akan dilakukan dengan berlanjutnya perbaikan dan pembangunan infrastruktur baru, peningkatan produktivitas tenaga kerja, dan juga reformasi kebijakan untuk kemudahan berusaha.

“Ini yang menggambarkan bahwa untuk bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5,3 hingga 5,6 persen, peranan investasi swasta menjadi sangat penting sehingga yang berhubungan dengan kebijakan investasi menjadi sangat kunci,” ujar dia.

Investasi yang juga bisa diukur dari indikator Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) dalam komponen pertumbuhan ekonomi ditargetkan pemerintah untuk tumbuh 7-7,4 persen pada 2020.

Pada pertumbuhan investasi, pemerintah memasang target pertumbuhan investasi asing (Penanaman Modal Asing/PMA) langsung yang agak moderat yakni di kisaran Rp426 triliun- Rp428 triliun dibanding proyeksi 2019 yang sebesar Rp420 triliun.

“Investasi asing langsung dalam bentuk penanaman modal asing masih akan konstan di angka Rp426 triliun hingga Rp428 triliun,” ujarnya.

Meskipun demikian, Sri Mulyani berjanji investasi dari pemerintah pusat dan daerah akan meningkat cukup signifikan. Investasi dari pemerintah pusat ditargetkan Sri Mulyani akan berkontribusi pada kisaran Rp246 triliun hingga Rp261 triliun. Sedangkan, investasi dari pemerintah daerah sebesar Rp293 triliun hingga Rp310 triliun.

“Ini adalah kenaikan yang cukup signifikan dibandingkan dengan proyeksi investasi Pemerintah tahun 2019 yang sebesar Rp215 triliun untuk pemerintah pusat dan Rp267 triliun triliun untuk pemerintah daerah,” ujar dia.

Sedangkan, BUMN diperkirakan masih akan ekspansif untuk mengucurkan investasi guna mendorong pertumbuhan ekonomi. Investasi dari BUMN ditargetkan Sri Mulyani mencapai antara Rp470 triliun hingga Rp473 triliun dari proyeksi 2018 yang sebesar Rp429 triliun.

Di samping itu, masih ada investasi swasta yang merupakan paling dominan yakni mencapai Rp4.221,3 triliun hingga Rp4.205 triliun. Kebutuhan investasi ini menjadi penopang untuk menumbuhkan perekonomian domestik sebesar 5,3 persen – 5,6 persen di 2020.

Adapun total kebutuhan investasi untuk mencapai pertumbuhan PMTB di kisaran 7-7,4 persen, kata Sri Mulyani, sebesar Rp5.802 triliun hingga Rp5.823 triliun.

Artikel ini ditulis oleh:

Antara
Arbie Marwan