Jakarta, Aktual.com — Pansus Pelindo II DPR RI kembali membatalkan rapat dengan jadwal mendengarkan keterangan dari Menteri BUMN, Rini Soemarno, pada Rabu (28/10).
Pembatalan itu diduga karena sejumlah pimpinan pansus dan partai terkait masih kekurangan ‘amunisi’ untuk menarget sang Menteri.
“Saya tanya kemarin, rapat sudah siap katanya. Ternyata batal. Mungkin alat serang untuk Menteri BUMN masih kurang kali. Kan targetnya satu Menteri BUMN harus di-reshuffle kan? Alat serangnya masih kurang,” kata salah satu anggota Pansus, Refrizal kepada wartawan, di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu.
Refrizal menilai bahwa pansus saat ini kerjanya lebih beraroma politisasi. Sehingga ada kecenderungan opini mendasari berbagai langkah Pansus bukan menelaah fakta yang ada.
“Jadi seharusnya kita bukan menarget orang perorang, tapi membenahi. Tanjung Priok, kalau rusak, ekonomi kita terganggu. Yang senang Singapura. 70 persen ekonomi kita itu tergantung Tanjung Priok,” urainya memaparkan.
“Kita sih senang berpolitik. Tapi masa rakyat harus susah?. Pembenahan dong semangatnya yang kurang diperbaiki. Kalau tidak cocok dengan Dirut Pelindo, kenapa PDI-P tidak suruh Jokowi menggantinya? Kalau Anda tak suka sama orang ini, bilang saja sama Jokowi,” ujar anggota Dewan asal Sumatera Barat tersebut.
Tak hanya itu, Reflizal pun mengingatkan kepada PDIP, bahwa Pelindo II bukanlah musuh. Maka pandangan terhadapnya harus objektif. Semisal, PDIP harus membuka mata bahwa sudah tiga tahun berturut-turut Pelindo II mendapat penghargaan di Asia.
“Dirutnya siapa? Kok tak disebutkan? Kenapa tak disebutkan? Memang ada yang lain dapat penghargaan? Yang baik, bilang lah baik. Yang menyimpang, masukkan penjara,” tandas politikus PKS tersebut.
Artikel ini ditulis oleh:
Novrizal Sikumbang