Jakarta, Aktual.co —RAPBD 2015 dianggap tidak lebih baik ketimbang APBD 2014, bahkan dianggap cenderung lebih lemah.
Kata Anggota Fraksi PPP, Riano P Ahmad, hal itu bisa terlihat dari alokasi anggaran belanja mengikat lebih tinggi daripada anggaran belanja prioritas.
Alokasi anggaran belanja 2015, ujar dia, mengalami kenaikan 38,12 persen dari 2014, dari Rp12,93 triliun menjadi Rp17,86 triliun. Sedangkan belanja prioritas mengalami penurunan sebesar 4,94 persen, dari Rp31 triliun jadi Rp29,46 triliun.
“Sekali lagi, proporsi alokasi APBD seperti itu menunjukkan kebijakan APBD DKI tidak ‘pro job’, ‘pro poor’ dan mengabaikan MDG’s seperti yang dinyatakan dalam Kebijakan Umum APBD DKI 2015,” ujar dia, di DPRD DKI, Rabu (14/1).
Senin (12/1) lalu, Ahok membacakan RAPBD DKI 2015 sebesar Rp73 triliun. Berikut rincian RAPBD DKI 2015:
A. Pendapatan (Rp 63.801.200.000.000) – Pendapatan Asli Daerah (PAD) : Rp 45.321.140.000.000 – Dana Perimbangan: Rp 11.408.960.000.000 – Lain-lain: Rp 7.071.110.000.000
B. Belanja (Rp 61.746.960.000.000) – Belanja mengikat: Rp20.871.610.000.000 – Belanja Prioritas (RPJMD): Rp29.469.570.000.000 – Belanja penyelenggaraan urusan Pemda: Rp4.192.170.000.000 – Belanja hibah, sosial, subsidi dan bantuan keuangan dan belanja tak terduga: Rp7.213.600.000.000
C. Pembiayaan (Rp -2.054.250.000.000) – Penerimaan: Rp 9.282.070.000.000 – Pengeluaran: Rp 11.336.320.000.000
Artikel ini ditulis oleh:














