Jakarta, Aktual.com — Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Franky Sibarani menyatakan akan menempatkan Korea Selatan sebagai salah satu negara fokus pemasaran investasi, karena potensinya yang masih besar serta memiliki rasio investasi yang cukup tinggi.

Oleh karena itulah, menurut Franky, pemerintah mendorong investasi yang lebih besar dari Korea Selatan, khususnya untuk sektor energi dan manufaktur seperti baja, elektronik dan petrokimia.

“Korea Selatan merupakan lima besar negara dengan investasi terbesar di Indonesia dengan rasio realisasi investasi 64,51 persen. Artinya, sebagian besar rencana investasi dari Korea Selatan terealisasi,” ujar Franky dalam keterangan resminya, Jumat (28/8).

Kendati demikian, porsi investasi Korea Selatan di Indonesia belum sebesar porsi investasi mereka di negara lain. Masih banyak potensi investasi Korea yang dapat ditarik ke Indonesia.

Berdasarkan data Financial Times, Indonesia merupakan negara ketujuh terbesar  tujuan investasi Korea Selatan dengan proporsi 2,7 persen keseluruhan investasi Korea selatan di dunia. Posisi Indonesia masih di bawah Tiongkok, Amerika Serikat, Vietnam, Uzbekistan, dan Meksiko.

“Saya kira itu menjadi tantangan BKPM untuk dapat menarik investasi Korea Selatan lebih besar lagi. Saya optimis karena tren realisasi investasi Korea Selatan naik,” jelas Franky.

Menurut catatan BKPM, realisasi investasi Korea Selatan tercatat pada Semester I  2015 meningkat 20 persen, sebesar USD790 juta dibandingkan periode yang sama tahun. sebelumnya yang hanya mencapai USD650 juta. Demikian juga, pengajuan Izin Prinsip dari Korea Selatan pada Semester I 2015 meningkat 39 persen yaitu sebesar USD1,48 miliar dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya yang mencapai USD1,06 miliar.

Artikel ini ditulis oleh:

Eka