Jakarta, aktual.com – Dendam adalah suatu penyakit yang sering bersarang di hati Manusia, terutama di hati mereka yang telah dijahati dan didzholimi. Biasanya orang yang didzolimi akan memiliki rasa dendam yang lebih besar lagi, berbeda halnya dengan Nabi Muhammad Saw.
Maulana Syekh Yusri menjelaskan bahwasanya baginda tidak pernah memiliki rasa dendam kepada siapapun, bahkan kepada musuhnya sekalipun yang sangat berbahaya dimana dengan akhlak inilah para orang kafir masuk islam melalui tangannya.
Diantaranya adalah kisah yang telah diriwayatkan oleh Imam Bukhari, bahwa ketika baginda Nabi sepulang dari peperangan di dareah Najd, baginda Nabi SAW bersama dengan para sahabatnya berhenti sejekan untuk beristirahat.
Para sahabat berpencar untuk mencari perlindungan di bawah pohon, oleh karena terik matahari yang sangat ketika itu. Pada saat baginda Nabi SAW terlelap tidur di bawah pohon sendirian, tak disangka datang seorang musuh dari kaum a’rabi (orang badui) mengambil pedang baginda dan menaruhnya pada leher baginda Nabi yang mulia, sembari berkata,
“Siapa yang mampu melindungimu dariku wahai Muhammad?”
Spontan baginda Nabi SAW menjawab, “Allah Allah Allah,” lalu tangan orang Badui tersebut bergetar dan pedangnya pun terjatuh.
Kemudian baginda Nabi mengambil pedangnya kembali, dan berkata kepadanya,
“Sekarang siapakah yang mampu melindungimu?”
Para sahabatpun datang dan ingin membunuh laki-laki tersebut, akan tetapi baginda melarangnya dan membiarkan dirinya pergi. Baginda mungkin saja membunuhnya, akan tetapi inilah sifat baginda Nabi kita SAW, memberikan maaf ketika dalam keadaan mampu dan berkuasa.
Oleh sebab akhlak mulia inilah, seluruh kaumnya masuk islam, setelah dirinya berkata kepada mereka,
“Saya datang dari sebaik-baik manusia,”
Syekh Yusri menambahkan pada kesempatan yang lain apa bila Rasulullah SAW memiliki sifat pendendam, maka baginda tidak akan pernah menerima islamnya orang-orang yang selama 21 tahun ini, memerangi dan berusaha untuk membunuhnya. Akan tetapi ketika baginda sudah berkuasa dengan adanya fathu Makkah, justru baginda berkata kepada mereka
اذهبوا فأنتم الطلقاء
“Pergilah kalian, kalian adalah orang-orang yang bebas,”
Waallahu a’lam
Artikel ini ditulis oleh:
Rizky Zulkarnain