Ada sekitar 370 Kepala Keluarga (KK) yang masih bertahan di lokasi penggusuran. Mereka juga bahu membahu merapikan musholla sebagai sarana ibadah warga, meskipun di sekitar lokasi masih berdiri dengan kokoh Masjid Luar Batang.

Jakarta, Aktual.com – Aktivis Hak Asasi Manusia Ratna Sarumpaet dengan puluhan perwakilan masyarakat korban penggusuran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menyambangi DPR RI.

Melalui Ratna Sarumpaet Crisis Center dan perwakilan korban penggusuran langsung diterima Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon.

“Sudah terlalu banyak tumbal yang disajikan warga ibu kota di altar Jakarta demi kebohongan, kebodohan, dan kesombongan yang terus ditebar dengan jumawa oleh Gubernur Ahok. bahkan harta, derita, airmata hingga nyawa telah dipersembahkan rakyat dalam kehinaan di hadapan kekuasaan yang arogan,” kata Ratna, di Ruang Pertemuan Pimpinan DPR RI, di Komplek Parlemen, Senayan, Kamis (15/9).

Ratna pun meminta dewan agar dapat menghentikan sementara rencana pemerintah Provinsi DKI menggusur di 110 titik area pada tahun 2016 ini.

Perwakilan warga juga menyampaikan kronologis bagaimana proses penggusuran dilakukan, agar dijadikan dasar pandangan bagi pimpinan dewan selaku wakil rakyat.

“Kami warga luar batang yang digusur tanpa dialog, kami hanya didatangi lurah, camat, kapolsek untuk kemudian diberikan surat peringatan (SP) 1 hingga SP2 untuk mengosongkan tempat tinggal kami,” kata Yatmi (40) memaparkan kronologisnya tersebut.

Bahkan, sambung wanita berhijab ini, warga sempat meminta agar relokasi ditunda sampai Idul Fitri, namun permintaan itu tidak digubris dengan langsung dieksekusi.

“Kami minta diundur agar mengosongkan tanah yang kami tempati, kami tidak pernah tahu tanah itu untuk apa, saya 40 tahun dan lahir di sana, tau-tau tanah menjadi tanah negara. Padahal kami membayar PBB, memasang air dengan Palyja dan listrik dengan resmi,” keluhnya.

 

*Novrizal

Artikel ini ditulis oleh:

Novrizal Sikumbang