Jakarta, Aktual.com — Sebanyak 100 orang anak muda akan turun pada pentas dramatari Panji Inu yang digelar oleh Ary Suta Center (ASC) Dance Academy di Gedung Kesenian Jakarta (GKJ), Jakarta, 12-13 Agustus mendatang.
Seni budaya itu juga akan dikolaborasikan dengan teknologi video mapping, sehingga seni dramatari tersebut menjadi lebih hidup dan menggairahkan.
Menurut penanggung jawab kegiatan, MF Murti Haryati, kreativitas dramatari tersebut digagas sebagai upaya untuk menjaga dan melestarikan seni budaya Indonesia. Termasuk, sebagai salah satu langkah membangun karakter manusia yang berbangsa dan berbudaya.
“Di tengah perkembangan teknologi informasi yang melanda dunia, budaya tradisi makin tergilas oleh arus budaya modern. Karena itu, kami ingin menggelar sendratari tersebut guna membantu menjaga kelestarian budaya bangsa,” kata Murti di Jakarta, Selasa (28/7).
Sendratari itu sendiri akan melibatkan lintas anak muda mulai anak sekolah, mahasiswa, para pekerja seni, hingga penari senior. Langkah itu tak lepas dari upaya ASC untuk menanamkan kecintaan anak muda terhadap budaya tradisional Indonesia, sekaligus sebagai bagian dalam membantu pembentukan jati diri bangsa.
Dramatari Panji Inu tersebut menceritakan kisah akhir pemerintahan Prabu Airlangga sebagai penguasa Kerajaan Kahuripan. Kerajaan besar dibagi dua oleh Mpu Baradah menjadi Kediri dan Jenggala.
Dalam cerita, kedua kerajaan itu kembali bersatu lewat janji perkawinan Pangeran Inu Kertapati dari Kediri dengan Putri Candra Kirana dari Jenggala. Uniknya, mereka menikah setelah keduanya sempat bertarung di arena sayembara menyusul penyamaran Putri Candra Kirana sebagai satria bernama Panji Semirang.
Cinta mereka pun terjalin hingga maut memisahkan. Bahkan, ketika wafat, kedua sejoli dilukiskan secara simbolis, Inu menjelma sebagai gunung, dan Candra Kirana menjadi awan yang selalu memeluk gunung tersebut.
Dramatari tersebut digarap oleh koreografer kondang asal Bali Ayu Bulantrisna Djelantik dan Dewi Sulastri yang kental dengan budaya Jawa-nya. Serta koreografer muda Bathara Saverigadi Dewandoro dan Agung Panji dengan komposer tabuh adalah Dedek Wahyudi dan I Ketut Saba.
Artikel ini ditulis oleh: